Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Penyebab Dinding Rumah Cepat Retak, Waspadai!

ilustrasi retakan dinding (pexels.com/Monstera Production)

Dinding rumah yang retak bukan hanya mengganggu keindahan visual, namun juga bisa menjadi tanda adanya permasalahan struktural bangunan yang lebih serius. Retakan bisa muncul secara cepat dan tidak wajar karena diakibatkan dari faktor, pemilihan material kesalahan dalam konstruksi hingga pergerakan tanah yang ada di sekitar pondasi bangunan.

Jika kondisi yang satu ini tidak segera ditangani dengan baik, retakan pada dinding bisa semakin berkembang menjadi kerusakan yang lebih parah atau bahkan memicu bahaya pada struktur rumah secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, penting bagi pemilik rumah untuk mulai memahami penyebab dinding bangunan cepat mengalami keretakan agar bisa segera melakukan pencegahan dan perbaikan dengan tepat sebelum kerusakannya semakin meluas.

Simak penyebab dinding retak, seperti disarikan dari actioninspections.com.au,  homesandgardens.com, dan eppconcrete.com berikut ini. 

1. Kualitas material bangunan yang kurang baik

ilustrasi material bangunan (pexels.com/Denniz Futalan)

Salah satu penyebab utama dinding rumah cepat retak bisa karena penggunaan material bangunan yang berkualitas rendah, seperti semen yang terlalu encer atau campuran pasir yang tidak proporsional. Material tersebut akan rentan menyebabkan dinding jadi mudah rapuh dan bisa mengalami perubahan bentuk akibat tekanan atau pun getaran.

Kualitas bahan yang buruk juga akan memengaruhi daya rekat antara komponen bangunan, sehingga dinding pun tidak bisa menahan beban dengan optimal. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memastikan bahwa bangunan yang digunakan sesuai dengan standar yang ada dan dibeli dari produsen yang terpercaya.

2. Proses pembangunan yang tidak sesuai dengan standar

ilustrasi kontraktor (pexels.com/Pixabay)

Kesalahan dalam teknik pengerjaan, seperti pemasangan batu baterai tidak presisi atau pengeringan dinding yang terlalu cepat justru bisa menimbulkan retakan muncul dalam waktu yang singkat. Dinding yang dibangun dengan terburu-buru tanpa memperhatikan tahapan konstruksi akan memiliki kekuatan yang rendah, bahkan mudah rusak.

Tidak adanya perencanaan struktur yang matang-- seperti balok penahan beban atau penempatan kolom--juga bisa menimbulkan distribusi beban jadi tidak seimbang dan pada akhirnya memicu keretakan. Pembangunan yang dilakukan oleh tukang yang tidak berpengalaman juga memiliki potensi tinggi untuk menimbulkan kerusakan struktural pada bagian dinding rumah.

3. Pergerakan tanah atau fondasi yang tidak stabil

ilustrasi retakan dinding (pexels.com/Krakograff Textures)

Pergerakan tanah di area sekitar rumah, terutama jika dibangun di atas lahan yang labil, seperti bekas timbunan atau bekas rawa juga dapat menyebabkan fondasi rumah bergeser. Pergeseran ini akan menyebabkan tekanan berlebih pada dinding, sehingga memicu adanya retakan vertikal atau horizontal yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Ketidakstabilan fondasi bisa terjadi akibat adanya penurunan tanah yang tidak merata atau adanya gempa kecil yang terjadi secara berulang. Untuk menghindari hal ini, maka hal penting untuk melakukan survei tanah terlebih dahulu sebelum melakukan proses pembangunan dan juga memilih sistem fondasi yang telah disesuaikan dengan karakteristik tanah setempat.

4. Penyusutan material setelah proses pembangunan

ilustrasi retakan dinding (pexels.com/Alina Matveycheva)

Retakan bisa muncul akibat proses alami penyusutan material bangunan, khususnya pada plester semen dan beton yang memang kerap terjadi setelah bangunan selesai. Pada saat material mengering dan mengeras, maka terjadi perubahan volume yang jika tidak diantisipasi, maka celahnya akan berekspansi dan memicu peretakan halus di permukaan dinding.

Retakan akibat penyusutan biasanya berbentuk tipis seperti rambut, namun jika tidak segera diperbaiki, maka bisa melebar atau bahkan membentuk celah untuk masuknya air ataupun kelembaban berlebih. Oleh sebab itu, penggunaan aditif khusus dan juga teknik pengerjaan yang benar sangat diperlukan untuk meminimalisir risiko keretakan akibat penyusutan.

Retakan rumah sebetulnya merupakan sinyal awal dari adanya gangguan struktural atau kesalahan dalam proses pembangunan yang tidak bisa diabaikan. Dengan memahami penyebab umum di atas, maka bisa melakukan langkah pencegahan dan perbaikan secara lebih efektif. Jangan sampai dinding rumahmu justru mudah mengalami retakan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us