10 Ribu Warga di Kabupaten Tangerang Menderita Katarak

- 81 persen penderita katarak alami kebutaan total akibat tidak ditangani
- Hendra: operasi katarak dengan BPJS sangat antri
- 207 penderita katarak dioperasi, termuda usia 6 tahun
Tangerang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengungkapkan, sebanyak 10 ribu warga di Kabupaten Tangerang menderita katarak. Mayoritas penderita katarak disebabkan oleh usia tua.
Diketahui, katarak merupakan kondisi medis yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan berawan disebabkan oleh penumpukan lemak atau protein, sehingga menghalangi cahaya masuk ke mata dan mengakibatkan penglihatan buram seperti melalui jendela yang berkabut.
"Indonesia ada 1/2 persen gitu dari penduduk kita menderita katarak. Jadi kalau di Tangerang itu lebih kurang hampir 10 ribu-an," kata Hendra saat Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis oleh Summarecon Agung Tbk di Balai Desa Kadu, Curug, Kabupaten Tangerang, Minggu (5/10/2025).
1. Sebesar 81 persen penderita katarak mengalami kebutaan total akibat tidak ditangani

Hendra mengungkapkan, dari 10 ribu penderita katarak tersebut, 81 persen di antaranya mengalami kebutaan total atau tidak bisa melihat sama sekali yang umumnya dialami oleh usia tua. Meski begitu, katarak juga bisa dialami oleh orang di usia muda jika memiliki faktor keturunan.
"Kalau dibiarin lama-lama, lensa tertutup akhirnya saraf matanya akan terganggu jadi kalau saraf mata yang rusak itu dioperasi seperti apapun akan tetap sama dia merusak saraf," ungkapnya.
2. Hendra: operasi katarak dengan BPJS sangat antre

Hendra menyebut, katarak hanya bisa disembuhkan dengan metode operasi, di mana protein atau lemak yang menutup lensa mata diangkat. Proses operasi untuk katarak tergolong ringan, hanya sekitar 10-30 menit per mata. Sedangkan pemulihan pascaoperasi bisa sampai 2 minggu, namun bisa lebih lama jika ada penyakit penyerta lainnya seperti diabetes melitus.
"Obatnya hanya satu, yaitu operasi Insya Allah setelah dioperasi nanti katarak itu mata penglihatannya akan sempurna lagi," tuturnya.
Sayangnya, operasi katarak dengan menggunakan BPJS Kesehatan di Kabupaten Tangerang tergolong sangat antre. Masyarakat harus menunggu berbulan-bulan untuk bisa dilakukan tindakan tersebut. Makanya, Hendra berharap swasta bisa berperan ikut menangani permasalahan katarak.
"Seperti yang dilakukan Summarecon Agung hari ini, karena semakin banyak pihak yang memfasilitasi operasi katarak di Kabupaten Tangerang maka akan mengurangi antrean BPJS juga mengurangi tingkat kebutaan," jelasnya.
3. Total 207 penderita katarak dioperasi, termuda usia 6 tahun

Sebanyak 207 penderita katarak di Kabupaten Tangerang dioperasi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) melalui program Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis. Kegiatan ini dilakukan dengan kepedulian terhadap banyaknya masyarakat kurang mampu yang terancam kehilangan penglihatan karena katarak.
"Penglihatan yang hilang dapat menyebabkan hilangnya produktivitas. Akibatnya, selain dampak sosial, beban ekonomi juga akan menjadi sangat besar," ungkap President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P. Adhi.
Kebutaan karena katarak semestinya bisa dicegah, namun masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum mendapatkan akses terhadap layanan operasi katarak karena keterbatasan biaya, informasi, dan juga fasilitas kesehatan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian CSR 50 tahun Summarecon lainnya, seperti Bedah Fasilitas Umum, Bedah 500 Rumah, Pemberian Beasiswa, Pemberian Bantuan Sarana Pendidikan, hingga program Summarecon Mengajar.
"Melalui berbagai inisiatif ini, kami berharap kepedulian Summarecon benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas," tuturnya.
Direktur Summarecon, Sharif Benyamin menjelaskan, operasi katarak gratis dalam rangka 50 tahun Summarecon mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, dengan ratusan pendaftar yang datang dari berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek hingga luar kota seperti Bandung, Tasikmalaya, Malang, dan Medan. Setelah melalui proses screening kesehatan pada 27 September 2025, sebanyak 207 pasien dinyatakan layak menjalani operasi katarak gratis.
Proses operasi Katarak Gratis ini telah dilaksanakan pada 4 Oktober 2025 di RS St. Carolus Summarecon Serpong dan melibatkan 7 dokter spesialis mata beserta tim medis.
"Setelah operasi kami juga memberikan pendampingan pemulihan pasien, termasuk pemberian obat serta observasi pada H+1 dan H+7 pasca operasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan pasien benar-benar pulih dan manfaat operasi dapat dirasakan secara optimal," jelasnya.
Seorang peserta, Muhtar Rojali mengungkapkan, dirinya telah menderita katarak selama 2 tahun belakangan. Ia mengalami kebutaan total dan tak bisa melihat sama sekali akibat katarak tersebut.
"Tapi setelah operasi, mulai saya bangun tidur saya merasa keanehan luar biasa, begitu saya melihat anak cucu saya pakaiannya warna warni, saya juga bisa main sama cucu," pungkasnya.