Terdampak Wabah Corona, 8.622 Guru Honorer di Tangerang Mulai Menjerit
FHK2I imbau guru honorer kencangkan ikat pinggang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang, IDN Times – Ketua Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) Kabupaten Tangerang, Nuryanah mengungkap bahwa 8.622 guru honorer di bawah naungannya sudah mulai menjerit. Ribuan guru honorer itu sudah terdampak wabah COVID-19.
Pasalnya, selama ini gaji mereka yang berasal dari Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) hanya bisa didapatkan selama tiga bulan sekali. Hal itu juga menuntut mereka untuk menghemat dan memangkas kebutuhan rumah tangga, serta memaksa mereka untuk tetap bertahan di tengah wabah virus mematikan tersebut.
Baca Juga: Cerita Siswa di Pelosok Banten, Susah Sinyal Hingga Pinjam Smartphone
1. FHK2I minta gaji guru honorer dicairkan setiap bulan
Nuryanah menjelaskan, sistem gaji selama tiga bulan sekali dari BOP semakin menyulitkan para guru honorer di wilayah itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tambahan gaji dari dari realokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga terbilang sedikit.
Dalam sistem gaji BOP, guru honorer digaji berdasarkan masa kerjanya. 0 sampai 1 tahun guru honorer mendapatkan gaji Rp1 juta dan 16 tahun ke atas mendapatkan gaji Rp2 juta selama tiga bulan. Sementara tambahan gaji dari dana BOS rata-rata mereka mendapatkan sebesar Rp300 ribu sampai Rp700 ribu, sesuai masa kerjanya masing-masing.
"Kami inginnya dicairkan per bulan, maksudnya setiap bulan karena pandemik COVID-19 ini kita tidak boleh kemana-mana. Guru honorer juga tidak masuk kategori bantuan yang Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan itu dan sembako juga tidak dapat," jelasnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (21/4).
Baca Juga: Kepsek di Tangsel Sebut KBM Online Bikin Guru dan Murid Frustasi