TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kecapi Buhun Khas Baduy Dipakai Hanya untuk Ritual

Jumlah dan pembuat kecapi ini tak banyak

Pembuatan Kecapi Buhun di pemukiman Baduy, Lebak ( ANTARA/Bagus Khoirunas)

Lebak, IDN Times - Suku Baduy yang mendiami pedalaman Lebak selalu menarik perhatian. Kebudayaan dan tradisi suku diwariskan turun-menurun sejak zaman nenek moyang.

Selain soal pilihan hidup yang selalu dekat dengan alam, Suku Baduy pun memiliki tradisi berkesenian. Salah satu yang menarik adalah alat musik tradisional mereka yang bernama kecapi buhun.

Peneliti Nidu Paras Erlang menjelaskan mengenai alat musik tersebut.

Baca Juga: Resmi Diputus, Kawasan Suku Baduy Dalam Blank Spot Internet

1. Kecapi Buhun hanya dipakai untuk acara ritual adat Suku Baduy

Alat musik kecapi (tokopedia.com)

Nidu mengungkap, tak banyak yang mengetahui kecapi buhun. Kebanyakan orang, menurut dia, lebih mengenal angklung buhun, ketimbang kecapi buhun.

Alasannya, kata dia, kecapi buhun biasa dimainkan saat ada acara ritual adat Suku Baduy tertentu saja dan tidak bisa ditampilkan di panggung.

Kecapi buhun, kata dia, hanya bisa mengiringi pantun kuno Baduy saja. "Itupun biasa dilakukan oleh beberapa orang Baduy dan ditampulkan saat ritual ataupun hanya dipakai saat ingin berkencan dengan wanita Suku Baduy," jelas Nidu.

2. Secara fisik, kecapi buhun lebih kecil

Pembuatan Kecapi Buhun di pemukiman Baduy, Lebak (ANTARA/Bagus Khoirunas)

Kecapi buhun Baduy juga memiliki ciri khas dan perbedaan yang signifikan dibandingkan pada kecapi lain pada umumnya, seperti kecapi degung dan cianjuran. Salah satunya, ukuran kecapi buhun lebih kecil. 

"Kecapi mempunyai 9 hingga 12 senar saja, serta tidak bisa diiringi dengan berbagai alat musik tradisional lainnya," jelas Nidu.

Sementara itu, satu-satunya orang Baduy yang kini bisa membuat kecapi buhun, Amin (64), mengungkapkan, kecapi buhun dibuat hanya menggunakan alat-alat manual sederhana, dan bahan pembuatan seperti kayu didapatkan di pedalaman hutan Suku Baduy saja.

Namun dalam setiap pembuatannya ia mengungkap ada ritual serta bacaan tertentu langkah pembuatannya, dan itu sudah dilakukan oleh para leluhur Suku Baduy hingga diwariskan kepadanya.

Amin mengungkapkan ada beberapa orang yang bisa membuat kecapi itu, yaitu keturunannya, namun suara yang dihasilkan masih belum merdu.

"Nada Kecapi Buhun itu berbeda dengan kecapi lainnya, karena disini tidak memiliki tingkatan nada atau not tertentu, dan hanya menggunakan perasaan saja," ucapnya.

Baca Juga: Ki Pantun, Satu-Satunya Pembuat Kecapi Buhun dari Baduy

www.indonesia.travel.com

Lebih lanjut Nidu menyebut, kecapi buhun sudah terdaftar di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII DKI Jakarta dan Banten. Namun, kecapi itu memang belum masuk kategori warisan budaya tak benda di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kita berharap alat musik kecapi buhun Baduy itu diusulkan untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda," kata Nidu.

Menurut dia, agar alat musik kecapi buhun Baduy menjadi warisan budaya tak benda, maka Pemerintah Kabupaten Lebak berkewajiban melestarikan dan mewariskan.

Selain itu pemerintah daerah juga memberikan dukungan. "Kami menggarap penelitian itu bersama teman-teman dan fokusk pada proses dokumentasi pembuatan alat kecapi buhun," katanya menjelaskan.

Dia mengatakan orang mengenal alat musik kecapi buhun Baduy hanya dari pertunjukan, tetapi mereka tidak mengetahui bagaimana proses pembuatannya.

Berita Terkini Lainnya