TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Tenaga Medis RSUD Banten Kesulitan Cari Kamar Kos

Pemilik kos menolak setelah tahu dia bekerja di RSUD Banten

Ilustrasi tenaga medis bersiaga untuk pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Serang, IDN Times - Kisah tak sedap kembali terdengar menimpa para tenaga medis yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten. Rumah sakit ini memang telah ditetapkan sebagai RS khusus menangani pasien terkait virus corona atau COVID-19 di Banten. 

Meski sudah resmi dibuka untuk pasien COVID-19, namun pihak Pemerintah Provinsi Banten tidak memfasilitasi tempat tinggal untuk para tenaga medis sebagaimana standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien infeksius.

Baca Juga: [FOTO] RSUD Banten yang Disulap Jadi RS Khusus Pasien COVID-19

1. Perawat ini ditolak menyewa kamar oleh seorang pemilik kosan

Ilustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Salah seorang perawat RSUD Banten yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa ia kesulitan mencari tempat kosan sendiri di sekitar lokasi rumah sakit. Sebab Pemprov Banten, khususnya Dinas Kesehatan Provinsi Banten tidak menyediakan tempat khusus tenaga medis.

"Saya dan kawan-kawan tidak dapat kosan. Alasan pemilik kosan khawatir ada penularan, setelah tahu kami bekerja menangani pasien COVID-19," kata perempuan berumur 34 tahun tersebut, Kamis (26/3).

Baca Juga: [FOTO] RSUD Banten yang Disulap Jadi RS Khusus Pasien COVID-19

2. Terpaksa pulang ke rumah kumpul dengan keluarga

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Putus asa mencari kamar kos, akhirnya ia terpaksa pulang ke rumah dan tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Tempat tinggalnya dengan rumah sakit lumayan cukup jauh.

"Jujur saya takut menulari keluarga karena harus bolak-balik dengan kendaraan (motor) sendiri dari rumah sakit ke rumah bersama keluarga. Apa boleh buat karena tidak ada tempat khusus buat kami," kata dia.

Selain tak mendapat sewa kamar, ibu dua anak itu mengaku pernah berpikir untuk menggunakan kendaraan angkutan online, namun hati nuraninya tak kuasa karena perasaan takut menularkan virus COVID-19 kepada pengendara dan penumpang lain.

"Nggak ada angkutan antar jemput juga buat kami. Terpaksa saya harus pakai motor yang biasa digunakan anak untuk sekolah," kata dia dengan nada cemas dan bingung.

Baca Juga: Banten Dapat Jatah 3.600 Alat Rapid Test COVID-19

Berita Terkini Lainnya