Kisah Pedagang Pasar Tradisional yang Gulung Tikar Gara-gara Pandemik
Banting setir berjualan jengkol
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebak, IDN Times - Selama pandemik COVID-19 pendapatan pedagang di pasar tradisional mengalami penurunan signifikan akibat pembatasan sosial yang diterapkan oleh pemerintah. Tak sedikit dari mereka yang terpaksa gulung tikar karena sepi konsumen.
Seperti yang dialami oleh Ida (38) pedagang buah-buahan di Pasar Tradisional Binuangeun, Kabupaten Lebak.
Baca Juga: 225 Nakes di Kabupaten Tangerang Tak Bisa Ikut Vaksinasi COVID-19
1. Ida terpaksa gulung tikar, menutup usahanya, sejak awal pandemik COVID-19
Laju penyebaran yang kian cepat sejak awal pandemik masuk ke Indonesia membuat akivitas perekonomian terganggu. Pasar tradisional yang disebut menjadi tempat rawan penyebaran membuat pemerintah mengambil kebijakan pembatasan aktivitas di pasar tradisional.
Belum lagi pengunjung takut terpapar virus corona apabila harus pergi ke pasar tradisional. Pendapatan yang menurun hampir mencapai 70 persen saat itu mengakibatkan Ida terpaksa memilih untuk menutup lapak usaha yang sudah digelutinya selam lima tahun.
"Awal ada COVID-19 itu, pas sepi-sepinya karena ada pemeriksaan ditambah pembeli masih takut-takutnya," kata Ida saat dihubungi IDN Times, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Puluhan Sudah Bangkrut, Warteg di Tangerang Bertahan di Masa Pandemik