TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lokasi Wisata Tutup, Pengamat: Langkah Gubernur Banten Sudah Tepat

Kebijakan Kemenparekraf dianggap yang keliru

Gubernur Banten Wahidin Halim (Instagram/ wh_wahidinhalim)

Kota Tangerang, IDN Times - Pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang Adib Miftahul menilai langkah Gubernur Banten mengeluarkan aturan soal penutupan tempat wisata untuk mencegah penyebaran COVID-19, sudah tepat.

Adib menilai, kekeliruan justru terletak pada kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang membolehkan wisata dibuka, tanpa ada persiapan teknis yang tepat dan jelas.

"Pertama saya kira prediksi dari Gubernur Banten jauh-jauh hari soal bakal terjadi kerumunan atau membludaknya tempat wisata tepat yah. Ini yang seharusnya jadi landasan kementerian pariwisata atau pemerintah pusat mengizinkan tempat wisata dibuka," kata Adib kepada IDN Times, Senin (17/5/2021).

Baca Juga: Diprotes Pegiat Wisata Soal Penutupan, Wahidin: Gak Ada Urusan

Baca Juga: Wahidin: Kalau Mudik Dilarang, Harusnya Wisata Juga

1. Pemerintah pusat harus mendengarkan apa yang dirasakan pemerintah daerah

Gubernur Banten, Wahidin Halim (ANTARA FOTO/Fauzan)

Adib mengatakan, kebijakan tempat wisata dibuka, namun mudik dilarang merupakan pangkal persoalannya. Seharusnya, Kebijakan harus terpadu dan lebih mendengarkan apa yang dirasakan pemerintah daerah.

"Ngebelain ekonomi, tetapi ada kerumunan terjadi masif ini juga bisa mubazir, dan memberikan persoalan baru lagi bagi penanganan COVID-19," kata Adib.

2. Gubernur Wahidin dinilai punya langkah tegas soal penutupan tempat wisata

Sejumlah wisatawan memanfaatkan waktu usai berlebaran dengan rekreasi di Pantai Sambolo Anyer, Serang (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Adib menilai, keputusan Gubernur Banten  yang menutup semua lokasi wisata itu juga patut diapresiasi. Wahidin, kata Adib, punya langkah cepat, tegas, terukur terkait soal bagaimana penyebaran COVID-19 usai libur lebaran. 

Langkah tegas serta terukur selanjutnya, menurut dia, Pemprov Banten harus bisa memonitor ketat pergerakan warga agar tidak kebobolan. "Jangan sampai ketika sudah ditutup ini menjadi celah-celah orang masih bisa berliburan," kata dia.

Di sisi lain, imbuhnya, pengusaha wisata yang ketahuan membandel dan tetap membuka tempat wisata, harus diberi sanksi.

3. Edukasi COVID-19 masih amburadul

Ilustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Selain itu, kata Adib, kerumunan yang terjadi pada libur lebaran kemarin membuktikan edukasi soal COVID-19 di Banten ternyata masih amburadul.

"Jelas terlihat ketika warga abai prokes, aware soal pandemik ini kelihatan kecil sekali. Ini PR berat Pemrov Banten ke depan. Libatkan lurah RT dan RW guna menjadi duta COVID-19, kasih insentif dari dari refocussing anggaran COVID-19," ungkapnya.

Baca Juga: Pengunjung Membeludak, Pemprov Banten Tutup Tempat Wisata 

Berita Terkini Lainnya