Anak Buah Diintimidasi Saat Sidak, Menteri LH Datangi Pabrik di Serang

- Wartawan dan Humas KLH Dikeroyok Saat Penyegelan Pabrik di Serang
- Sekelempok diduga ormas mengejar dan intimidasi wartawan
- Hendi, wartawan Jawa Pos TV, menjadi korban intimidasi dan disandera
Serang, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq, mendatangi langsung lokasi pabrik smelter pengolahan timbal milik PT Genesis Regeneration Smelting di Jalan Raya Cikande–Rangkasbitung, Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, pada Kamis (21/8).
Faisal tiba di lokasi sekitar pukul 15.40 WIB dengan langkah cepat. Saat turun dari kendaraan, raut wajahnya terlihat tegang dan sedikit diliputi emosi, mencerminkan kemarahan sekaligus keprihatinan usai menerima laporan pengeroyokan terhadap delapan jurnalis serta intimidasi terhadap pejabat Kementerian LH dalam sidak ke pabrik tersebut.
1. Wartawan dan Humas KLH dikeroyok saat penyegelan pabrik di Serang

Sebelumnya, kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Sejumlah wartawan menjadi korban intimidasi hingga pengeroyokan saat meliput penyegelan pabrik PT GRS di kawasan Modern Cikande, Kabupaten Serang, Kamis (21/8/2025).
Ironisnya, insiden ini terjadi meski di lokasi turut hadir pejabat dan humas Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang mengundang media untuk meliput.
2. Sekelempok diduga ormas mengejar dan intimidasi wartawan

Ketika rombongan jurnalis tiba, mereka dihalangi masuk oleh petugas keamanan pabrik dan diduga oknum aparat. Situasi memanas hingga sekelompok orang yang diduga ormas datang dan langsung melakukan intervensi. Mereka mengejar, mengintimidasi, bahkan memukuli wartawan dan humas dari KLH yang tengah bertugas.
Hendi, wartawan Jawa Pos TV, mengaku sempat menjadi korban intimidasi. Ia bahkan ditahan sejenak oleh petugas keamanan sebelum akhirnya berhasil lolos dari kejaran ormas yang diduga beking di pabrik tersebut.
“Saya dan rekan yang lain dikejar-kejar, saya juga sempat disandera. Untung ada wartawan lokal yang menolong saya,” kata Hendi.