Balai Karantina Soetta Waspadai Penyebaran Malaria Saat Nataru 2025

- Pengawasan Malaria saat Nataru 2025
- Tindak lanjut pemeriksaan laboratorium
- BBKK waspadai wabah Marburg di Ethiopia
- Naning mengimbau penumpang rute internasional agar mengisi All Indonesia secara jujur
Tangerang, IDN Times - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) mewaspadai migrasi penyakit Malaria saat periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Pengawasan tersebut dilakukan dengan melakukan survei pada penerbangan domestik.
"Hal tersebut kami lakukan pada saat puncak acara hari besar karena kami ingin mengetahui adanya migrasi Malaria dari daerah endemik dengan kasus tinggi datang ke sini," kata Kepala BBKK Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini pada Jumat (21/11/2025).
1. Pengawasan tindak lanjut pemeriksaan laboratorium

Naning mengungkapkan, survei migrasi Malaria tersebut juga akan diiringi dengan pemeriksaan kesehatan secara visual oleh petugas kesehatan di tiap terminal. Selain itu, jika ditemukan kasus lanjutan, maka akan dilakukan pemeriksaan laboratorium di fasilitas kesehatan milik BBKK Soekarno-Hatta.
"Kami juga menambah petugas kesehatan, untuk Nataru dari periode reguler kami tambahkan masing-masing totalnya itu 40 di terminal domestik saja," ungkap Naning.
2. Untuk rute internasional, BBKK waspadai wabah Marburg di Ethiopia

Sementara, untuk rute internasional, salah satu negara yang menjadi perhatian adalah Ethiopia. Pasalnya, saat ini tengah mewabah virus Marburg yang dikenal sebagai salah satu patogen paling mematikan di dunia dan memiliki gejala mirip Ebola.
Penyakit ini menyebabkan perdarahan parah, demam, muntah, dan diare, dengan masa inkubasi hingga 21 hari. Virus tersebut menular melalui kontak dengan cairan tubuh dan memiliki tingkat fatalitas antara 25 persen hingga 80 persen.
"Petugas kesehatan kami akan menganalisis ada faktor resiko maka sebelum mereka turun (dari pesawat), kami akan melakukan skrining dari situ kemudian kalau mereka positif kami bawa ke pos kesehatan kemudian kami lakukan pemeriksaan ulang, kalau perlu kami lakukan pemeriksaan laboratorium," ungkapnya.
Faktor risiko tersebut, kata Naning, juga bisa terlihat dari aplikasi All Indonesia yang diisi penumpang rute internasional yang datang ke Indonesia. Jika ditemukan faktor resiko, maka petugas kesehatan akan melakukan analisis visual dan penggunaan thermal scanner sebelum memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
3. Naning mengimbau penumpang rute internasional agar mengisi All Indonesia secara jujur

Naning mengimbau, penumpang rute internasional yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengisi formulir di aplikasi All Indonesia secara jujur. Hal tersebut akan membantu mencegah penyebaran penyakit dari luar negeri mewabah di Indonesia.
"Kalau kemudian ada penyakit, jujur saja pada petugas supaya kami bisa mencegah orang lain dari sakit. Kalau bohong maka penumpang sama saja tidak memberikan keterangan yang sebenarnya, maka itu membantu juga menyebarkan penyakit itu ke masyarakat luas," kata dia.

















