Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cegah Bullying, KPAI: Orangtua-Anak Harus Bangun Komunikasi Akrab

Ilustrasi perundungan (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi perundungan (IDN Times/Sukma Shakti)
Intinya sih...
  • Anak sering menyembunyikan kasus bullying karena takut atau malu
  • Sekolah perlu memperkuat sistem deteksi dini dan respons terhadap laporan siswa
  • Kasus di SMPN 19 menjadi momentum evaluasi untuk memastikan keamanan sekolah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times – Kasus meninggalnya MH (13), siswa SMPN 19 Ciater, Serpong, akibat dugaan perundungan atau bullying, kembali menyoroti pentingnya peran orangtua dalam mencegah kekerasan di lingkungan sekolah. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini menegaskan bahwa komunikasi yang hangat dan tidak menghakimi menjadi kunci utama agar anak berani bercerita ketika mengalami tindakan tidak menyenangkan.

“Orangtua seharusnya bisa menjadi sahabat bagi anak. Komunikasi harus dekat, hangat, dan tidak investigatif,” ujar Diyah, Rabu (19/11/2025).

1. Anak kerap menyembunyikan masalah

Ilustrasi Menjambak (Perundungan) (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi Menjambak (Perundungan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Diyah, banyak kasus bullying tidak terdeteksi sejak awal karena anak merasa takut, malu, atau enggan menceritakan pengalaman buruknya. Hal itu kerap terjadi ketika pendekatan orangtua terlalu menginterogasi sehingga membuat anak merasa tertekan.

“Kalau orangtua bertanya dengan cara yang menghakimi, anak enggan terbuka. Tapi jika merasa nyaman, mereka akan bercerita,” jelasnya.

Diyah meminta orangtua lebih peka terhadap perubahan perilaku anak, terutama ketika mereka tampak murung, mudah marah, atau enggan berangkat sekolah.

2. Sekolah diminta perkuat sistem deteksi dini

Ilustrasi perundungan. IDN Times/Mardya Shakti
Ilustrasi perundungan. IDN Times/Mardya Shakti

Selain peran keluarga, KPAI juga mendorong sekolah dan pemerintah daerah memperkuat sistem pencegahan dan penanganan perundungan. Layanan konseling harus berjalan efektif, respons sekolah terhadap laporan siswa harus cepat, dan sistem deteksi dini harus diperkuat.

“Sekolah harus punya respon yang baik terhadap setiap laporan siswa, sekecil apapun itu,” katanya.

3. Kasus SMPN 19 jadi momentum evaluasi

Ilustrasi Menjambak (Perundungan) (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi Menjambak (Perundungan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Kasus dugaan perundungan di SMPN 19 Tangsel kini menjadi perhatian publik setelah MH meninggal dunia pada Minggu (16/11), usai menjalani perawatan intensif selama sepekan di RS Fatmawati. Polisi saat ini masih menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami korban.

“Ini momentum bagi semua pihak memastikan sekolah benar-benar aman dari kekerasan. Jangan sampai ada korban berikutnya,” tutup Diyah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us

Latest News Banten

See More

Polisi Temukan Uang Dalam Saku Pakaian Mayat Pria di Cikupa

19 Nov 2025, 14:32 WIBNews