Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diresmikan Wapres, Ladang Jagung di Tigaraksa Terancam Gagal Panen

Ladang tanaman jagung di Tigaraksa terbengkalai
Ladang tanaman jagung di Tigaraksa yang terbengkalai (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Intinya sih...
  • Tanaman jagung terkesan terbengkalai tanpa diurus
  • Gandi menyebut, masyarakat seperti diberi angan-angan palsu soal ketahanan pangan
  • Gandi ingin, ketahanan pangan harus nyata bukan hanya seremonial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Ladang jagung yang menjadi program ketahanan pangan nasional di Desa Bantar Panjang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, terancam gagal panen. Pantauan IDN Times, ladang yang digadang-gadang untuk ketahanan pangan tersebut terlihat kering, layu, dan terbengkalai. Daun-daun tanaman tersebut pun layu dan hampir roboh. Buah jagung pun tidak membesar dan malah menguning.

Padahal, ladang tersebut diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Pramono dalam rangka penanaman jagung serentak kuartal IV yang diinisiasi Polri.

Aktivis Tangerang, Gandi Sadewa, menyebut program tersebut gagal total di lapangan dan patut diduga hanya menghabiskan anggaran negara tanpa hasil nyata. Pantauan langsung di lokasi menunjukkan kondisi tanaman jagung kering, menguning, dan tidak berkembang. 

“Ini gagal total. Kalau jagungnya mati seperti ini, lalu di mana ketahanan pangannya? Yang hidup justru acaranya, bukan tanamannya,” katanya, Minggu (29/12/2025).

1. Tanaman jagung terkesan terbengkalai tanpa diurus

Ladang tanaman jagung di Tigaraksa terbengkalai
Ladang tanaman jagung di Tigaraksa yang terbengkalai (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Gandi menilai program tanam jagung lebih menonjolkan agenda simbolik dan pencitraan pejabat, sementara aspek teknis pertanian dan keberlanjutan sama sekali diabaikan. Menurutnya, kegiatan ini hanya berhenti pada penanaman awal tanpa pengawalan hingga panen.

“Negara hadir lengkap, pejabat datang, kamera menyala. Tapi setelah itu lahan dibiarkan. Kalau hasilnya mati seperti ini, publik berhak menyebut program ini gagal," ucapnya.

2. Gandi menyebut, masyarakat seperti diberi angan-angan palsu soal ketahanan pangan

Ladang tanaman jagung di Tigaraksa terbengkalai
Ladang tanaman jagung di Tigaraksa yang terbengkalai (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Meski angka anggaran tidak pernah dibuka secara rinci, Gandi menegaskan mustahil kegiatan skala nasional dengan pelibatan banyak institusi negara tidak menyedot anggaran besar. Mulai dari pengadaan benih, pupuk, alat, logistik, hingga biaya kegiatan.

“Kalau uang rakyat dipakai tapi jagungnya mati, itu bukan sekadar gagal teknis. Itu pemborosan anggaran. Dan pemborosan ini bentuk pengkhianatan terhadap kepentingan publik,” tegasnya.

Gandi menyebut, kegagalan ini bukan sekadar soal tanaman, tetapi berdampak langsung pada petani lokal dan masyarakat Tangerang yang dijadikan objek program nasional tanpa kepastian hasil.

“Petani dijanjikan ketahanan pangan, yang datang justru lahan gagal panen. Tangerang jangan dijadikan panggung proyek nasional yang hasilnya nihil,” katanya.

3. Gandi ingin, ketahanan pangan harus nyata bukan hanya seremonial

Ladang tanaman jagung di Tigaraksa terbengkalai
Ladang tanaman jagung di Tigaraksa yang terbengkalai (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Gandi pun meminta adanya audit menyeluruh atas program tanam jagung di Kabupaten Tangerang. Selain itu, adanya pembukaan total anggaran dan mekanisme pelaksanaan program, serta enghentian program tanam simbolik yang tidak berbasis kesiapan lahan dan pendampingan serius.

“Kalau negara serius soal pangan, ukurannya panen, bukan publikasi. Selama jagung di Tangerang gagal, klaim keberhasilan itu bohong,” tutup Gandi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Banten

See More

Mahasiswa yang Jadi Tersangka Pascademo Agustus Bertambah Jadi 10

29 Des 2025, 20:47 WIBNews