Harga Minyakita di Banten Masih Tinggi di Atas HET

- Harga Minyakita di Banten masih di atas HET pemerintah, rata-rata mencapai Rp17.900 per liter.
- Kenaikan harga disebabkan belum optimalnya pasokan dari produsen ke daerah, distribusi dari produsen utama belum berjalan lancar ke Banten.
- Gubernur Banten telah melakukan inspeksi ke fasilitas produksi Wilmar untuk mendorong peningkatan kuota distribusi Minyakita ke wilayah Banten.
Serang, IDN Times - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso menyebut harga Minyakita di Banten masih cukup tinggi di Banten, bahkan jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Kata Babar, saat ini harga Minyakita di pasaran rata-rata mencapai Rp17.900 per liter, jauh di atas HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700.
"Kalau rata-rata Rp17.900, berarti ada yang jual di atas itu, bahkan sampai Rp18.000. Ini sudah cukup tinggi," kata Babar, Selasa (6/5/2025).
1. Tingginya harga Minyakita karena distribusi dari produsen ke daerah belum maksimal

Disampaikan Babar, kenaikan harga Minyakita di pasaran terjadi akibat belum optimalnya pasokan dari produsen ke daerah, khususnya melalui jalur distribusi yang ditetapkan.
Menurut dia, distribusi dari produsen utama belum berjalan lancar ke Banten, khususnya dari Wilmar selaku salah satu produsen yang ditugaskan. Pihaknya mencatat, pasokan yang seharusnya disalurkan melalui distributor utama (D-1) belum optimal, karena keterbatasan data dan pelaporan dari pihak distributor.
"Yang menyulitkan kami itu laporan dari D-1 produsen. Ini nanti kami akan koordinasi dengan Satgas Pangan," katanya.
2. Padahal sebelumnya Wilmar sepakat akan menambah kuota ke Banten

Padahal, kata dia, Gubernur Banten Andra Soni sebelumnya telah melakukan inspeksi ke fasilitas produksi Wilmar untuk mendorong peningkatan kuota distribusi Minyakita ke wilayah Banten. Wilmar, menurutnya, telah menyanggupi pasokan tersebut melalui Perum Bulog.
"Ini PR kami untuk menindaklanjuti agar terealisasi pasokan dari produsen Wilmar ke Banten melalui Bulog sebagai D-1-nya," katanya.
3. Disperindag catat kebutuhan Minyakita di Banten 14 ribu ton sebulan

Disperindag mencatat kebutuhan Minyakita di Provinsi Banten mencapai sekitar 14.000 ton per bulan dalam bentuk curah sesuai Data Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Simira). Angka ini kemudian harus dikonversi ke dalam bentuk liter untuk distribusi kepada masyarakat.
Untuk mengatasi lonjakan harga, pihaknya akan segera melakukan koordinasi lanjutan dengan Bulog Pusat dan pimpinan Wilmar pusat guna merumuskan mekanisme distribusi yang lebih efektif.
"Kami tindak lanjuti minggu ini. Harus dibahas bagaimana mekanisme kerja sama distribusi dengan Bulog dan Wilmar," katanya.