Jejak Kristen Cikuya Banten Menjadi Tertua di Tatar Sunda

Tangerang, IDN Times - Tak banyak yang tahu bahwa salah satu komunitas umat Kristiani tertua di 'Tatar Pasundan', atau wilayah etnis Sunda di Jawa Barat-Banten adalah komunitas Kristen Sunda, Cikuya. Komunitas tersebut berada di perbatasan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Lebak, Banten.
Mufti Ali dalam bukunya yang berjudul 'Misionarisme di Banten' menjelaskan, komunitas yang sudah tak bersisa karena banyak anggotanya berpindah ke Cianjur Jawa Barat ini, tercatat berada di Kampung Jengkol, Desa Cikuya, Solear, yang kini lokasinya tak jauh dari Perumahan Adhiyaksa.
Sejarah kelahiran komunitas Kristen Cikuya berawal dari pembukaan sekolah agama Kristen oleh pemilik perusahaan perkebunan swasta, yakni Reesink dan mandornya Adolf Muhlnickel.
1. Tanah Ki Sondjat jadi yang tersisa
Tokoh terkemuka dalam komunitas ini bernama Sondjat Bin Sarma. Ia merupakan murid dari misionaris asal Belanda, FL Anthing. Sondjat merupakan pria kelahiran asli Cikuya. Sondjat merupakan anak Sarma yang bersama pria asli Cikuya lain, dibaptis pada 1855 saat berusia 25 tahun. Bersama istrinya, Sarma melahirkan beberapa anak yang kemudian menjadi penyebar agama di masyarakat Kristen Pasundan.
Dalam hikayatnya, Sondjat meninggalkan bangunan gereja sederhana yang belakangan sudah hancur tak berbekas. Umat Sondjat kemudian dipimpin oleh anak pertamanya Esther Binti Sondjat.
"Namanya masih dapat dilacak dalam memori orang-orang tua di Cikuya, karena diabadikan dalam sebuah nama tempat yang merujuk kepada komplek, ladang, dan sawah yang menurut orang-orang Jengkol dahulu disebut Tanah Ki Sondjat," tulis Mufti Ali dalam bukunya.
Khas dari komunitas Kristen Cikuya adalah penggunaan bahasa Sunda dalam upacara-upacara keagamaan. Salah satunya adalah ubahan lagu-lagu gereja ke bahasa Sunda yang dilakukan oleh Sondjat.