Kasus Kekerasan di Kalangan Anak dan Remaja di Tangsel Tinggi
- Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan menyebut ada 700 kasus pidana umum dilimpahkan ke pengadilan, termasuk penyalahgunaan narkoba dan tawuran kelompok remaja.
- Kepala Kejari Tangsel, Apsari Dewi, fokus pada kasus kekerasan perempuan dan anak di Kota Tangsel, mengajak semua pihak untuk peduli dan mewaspadai kekerasan tersebut.
- Pihak Kejari Tangsel memberi edukasi kepada remaja melalui program Jaksa Masuk Sekolah untuk cegah kenakalan remaja akibat penyalahgunaan obat terlarang yang marak di Kota Tangsel.
Tangerang Selatan, IDN Times - Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut, sedikitnya ada 700 kasus pidana umum dilimpahkan ke pengadilan. Kasus terbanyak masalah penyalahgunaan narkoba serta tindak pidana perdagangan orang dan tawuran kelompok remaja.
“Saya fokus terhadap perkara kekerasan perempuan dan anak yang cukup tinggi,” kata Kepala Kejari Tangsel, Apsari Dewi, Jumat (9/5/2025).
1. Pemerintah dan elemen masyarakat harus bahu- membahu tangani persoalan ini
Dewi menyebutkan, kasus kekerasan mencakup fisik dan pelecehan seksual yang dialami perempuan serta anak-anak di Kota Tangsel.
Dewi mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, untuk peduli dan mewaspadai kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Tangsel ini kan bukan daerah yang terpencil dan terbelakang, melainkan daerah maju. Seharusnya pesan ini sampai. Bukan hanya penegak hukum, bahkan sampai ke lapisan yang paling bawah. Orangtua harus sadar,” kata dia.
2. Kasus tawuran remaja juga tinggi di Tangsel
Selain perkara kekerasan pada perempuan dan anak, perkara kenakalan remaja berupa tawuran juga cukup tinggi terjadi di Kota Tangsel.
Oleh karena itu, lanjut Dewi, pihaknya fokus memberi edukasi kepada remaja di Tangsel salah satunya melalui program Jaksa Masuk Sekolah.
“Kami Kejari Tangsel ini fokus edukasi generasi muda untuk cegah kenakalan remaja,” kata dia.
3. Peredaran obat terlarang picu kasus kekerasan di kalangan anak
Dewi menilai, kenakalan remaja itu merupakan efek domino dari penyalahgunaan obat terlarang yang marak di Kota Tangsel. Peredaran obat terlarang, lanjut Dewi, misalnya, tramadol bikin anak tak terkendali kemudian terjadi perkara baru.
"Ini efek domino. Pada saat mereka menggunakan obat terlarang, mereka tidak sadar dan melakukan kekerasan. Penganiayaan, atau juga kekerasan kepada anak dan perempuan,” kata Dewi.
