Ketemu IDI, Andra Soni Singgung Pemerataan Dokter di Banten

- Andra Soni menyoroti pemerataan distribusi dokter di Banten
- Perlu solusi jangka pendek dan panjang, insentif bagi dokter, dukungan kampus untuk mencetak dokter baru
- Ketua IDI Banten siap bersinergi dengan Pemprov Banten untuk pemerataan dokter di wilayah tersebut
Serang, IDN Times – Gubernur Banten Andra Soni menyoroti pemerataan distribusi dokter di wilayah Banten. Saat ini, Banten memiliki sekitar 13 ribu dokter umum dan spesialis, namun tidak merata.
Lebih dari 10 ribu dokter di wilayah Banten itu terkonsentrasi di wilayah Tangerang Raya. Sementara, daerah selatan Banten, seperti Lebak dan Pandeglang, masih kekurangan dokter.
Hal ini disampaikan Andra bersilaturahmi dengan seluruh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Provinsi Banten serta pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Banten, Rabu (3/9/2025).
1. Andra menyebut harus ada solusi atas pemerataan dokter ini

Andra mengatakan, perlu solusi jangka pendek dan panjang. Salah satunya dengan insentif bagi dokter yang mau ditempatkan di daerah minim tenaga kesehatan, serta program beasiswa bagi tenaga kesehatan menjadi dokter.
"Dokter umum menjadi spesialis, dan spesialis melanjutkan ke subspesialis,” kata Andra.
2. Pemprov Banten akan support kampus untuk mencetak dokter baru

Ia juga menyinggung peran kampus dalam mencetak dokter baru. Tahun ini, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) akan meluluskan angkatan pertama dokter, yang menurut Andra, menjadi kebanggaan sekaligus peluang bagi Banten untuk memperkuat layanan kesehatan.
"Kita sudah bisa mencetak dokter dan kita harus berikan dukungan, support kepada Untirta agar bisa membuka prodi-prodi baru, khususnya untuk spesialis. Dari satu desa, satu dokter," katanya.
3. IDI siap bersinergi pemerataan dokter di wilayah Banten

Di tempat yang sama, Ketua IDI Banten, Mohamad Rifki, menegaskan dukungannya untuk program Pemprov Banten. Ia mencontohkan kondisi di Kabupaten Lebak, di mana dari 43 puskesmas, 12 di antaranya masih kosong tanpa dokter gigi.
“Jumlah penduduk Lebak 1,5 juta jiwa, tapi dokter gigi masih sangat terbatas. Bahkan ada kecamatan yang sama sekali tidak punya dokter gigi,” katanya.