Banjir 3 Bulan Tak Surut, Pemkab Tangerang Berencana Relokasi Warga

Kabupaten Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana untuk merelokasi warga Kampung Gaga, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga. Pasalnya, wilayah tersebut telah tergenang banjir dan tak kunjung surut hingga 3 bulan lamanya.
"Opsi relokasi memang disiapkan untuk beberapa desa yang sering banjir, seperti Desa Tanjung Pasir, Lemo, dan Muara," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto, Sabtu (19/2/2022).
Baca Juga: Sudah 3 Bulan Ratusan Warga di Kabupaten Tangerang Terendam Banjir
1. Pemkb siapkan beberapa opsi untuk tangani banjir di masing-masing desa
Slamet mengungkapkan, penanganan banjir di setiap desa yang rawan banjir di pesisir pantai akan berbeda. Pasalnya, penyebab dan ketinggian banjir pun berbeda-beda.
"Ada yang cukup dengan normalisasi dan pembuatan tandon, ada juga yang diperlukan penanganan dengan folder dan pompa. Nanti dibahas secara final dengan perangkat daerah terkait dan pengembang," jelasnya.
2. Penanganan banjir Kampung Gaga bakal berkolaborasi dengan swasta
Slamet menuturkan, penanganan banjir bakal berkolaborasi dengan swasta, dalam hal ini PT Agung Sedayu Group selaku pengembang di sekitar wilayah tersebut.
"Mereka juga mengajukan solusi penanganan banjir dibahas bersama untuk menjadi kesepakatan dengan meminta masukan dari perangkat daerah terkait dan para kades termasuk Camat Teluknaga," tuturnya.
3. Relokasi merupakan opsi terakhir
Adapun relokasi, kata Budi, merupakan opsi terakhir yang akan dilakukan. Langkah tersebut dilakukan jika upaya normalisasi, sodetan, dan pembuatan tandon tidak berhasil mengatasi banjir.
"Jadi kita akan coba dulu lakukan normalisasi dan tandon air," kata Budi.
4. Banjir diperparah dengan proyek PIK 2
Menurut Budi, wilayah Desa Tanjung Pasir, Lemo, dan Muara memang menjadi langganan banjir tahunan akibat air rob. Namun, hal tersebut diperparah dengan berkurangnya area persawahan akibat adanya proyek pembangunan proyek perumahan.
"Memang banyak area persawahan yang biasanya bisa menjadi area serapan air berkurang karena diurug untuk pembangunan PIK 2, jadi banjir lebih lama surut dari biasanya," kata Budi.
Untuk diketahui, sebanyak 200 kepala keluarga kebanjiran selama 3 bulan sejak Desember 2021 lalu. Saat ini, warga pun telah terserang penyakit seperti gatal-gatal.
Namun, setelah 3 bulan lamanya banjir menggenang, Pemkab Tangerang baru membuka posko kesehatan dan dapur umum di sekitar lokasi banjir.
Baca Juga: RSUD Tangerang Rawat 10 Korban Luka Kebakaran Lapas Tangerang