COVID-19 di Lebak Melonjak, Tapi Pasien Rawat Inap Minim

Kenaikan harian di atas 100 pasien lebih

Lebak, IDN Times - Kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Lebak tembus 1.302 orang. Sedangkan, rata-rata jumlah kasus harian 100 orang. Meski begitu, jumlah pasien rawat inap baik di RS rujukan COVID-19 ataupun rumah isolasi masih minim.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menyiapkan 3 rumah sakit (RS) untuk merawat pasien bergejala berat, dan rumah isolasi terpusat (RIT) bagi pasien tanpa gejala dan bergela ringan.

Baca Juga: 3 Sekolah di Lebak Ditutup Sementara Akibat COVID-19  

1. Hanya 12 pasien yang berada di RIT

COVID-19 di Lebak Melonjak, Tapi Pasien Rawat Inap Minimilustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Meski kasus COVID tinggi, namun jumlah pasien yang dirawat di RS maupun RIT terbilang rendah. Informasi yang diperoleh, dari kapasitas 80 tempat tidur, saat ini hanya 12 pasien yang berada di RIT.

“Total yang dirawat 34 orang, tetapi 22 orang sudah dinyatakan aman dan boleh pulang. Jadi masih ada 12 pasien yang menjalani isolasi,” kata Dokter Penanggung Jawab RIT, Arie Purnomo, Rabu (16/2/2022).

2. Sebanyak 58 persen dari seribu lebih pasien positif itu berada di luar Kabupaten Lebak

COVID-19 di Lebak Melonjak, Tapi Pasien Rawat Inap MinimIlustrasi tes cepat antigen. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lebak yang juga Jubir Satgas  Firman Rachmatullah mengatakan, 58 persen dari seribu lebih pasien positif itu berada di luar Kabupaten Lebak.

“Mereka warga Lebak, tapi terkonfirmasi positif saat pemeriksaan di luar Lebak, kita tetap menerima laporan itu,” kata Firman.

Sisanya, 42 persen pasien, tanpa gejala dan bergejala ringan sehingga mereka memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

3. Firman berharap pasien yang isoman, tidak bepergian ke luar rumah sebelum dinyatakan negatif

COVID-19 di Lebak Melonjak, Tapi Pasien Rawat Inap MinimIlustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Firman menyebut, pasien yang memilih isoman karena kondisi rumah yang ditempati memungkinkan. Dia meminta pasien yang isoman tidak bepergian ke luar rumah sebelum dinyatakan negatif.

“Contoh ada pedagang satu keluarga positif mereka lebih milih isoman karena di rumah itu tidak ada orang lain lagi, kemudian banyak juga PNS yang isoman. Kalau mereka coba-coba ke luar rumah misalnya masuk mal atau tempat-tempat lain kan nanti terpantau statusnya hitam di Pedulilindungi, termasuk yang kontak erat juga,” kata Firman.

Firman juga berharap pemerintah desa ikut aktif mengawasi pasien isoman di wilayahnya masing-masing.

“Di situlah terlihat apakah peran PPKM desa berjalan atau tidak, karena pasien-pasien isoman ini yang memang sulit jika hanya mengandalkan Satgas kabupaten,” katanya.

Baca Juga: Lagi di Lebak? Nih 7 Kafe di Lebak yang Wajib Kamu Kunjungi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya