Ada #KaburAjaDulu, Happy Salma: Pemerintah Harus Hadir

Tangerang, IDN Times - Muncul semboyan tagar #KaburAjaDulu membuat masyarakat berbondong-bondong ingin pergi ke luar negeri, lantaran menilai kondisi ekonomi maupun kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat. Namun, artis Happy Salma mengungkapkan, sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) hingga membayar kewajiban pajak di Indonesia, pemerintah seharusnya hadir untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat secara umum.
"Kalau pemerintah hadir untuk kita, lalu bisa berkolaborasi dengan swasta, sebetulnya kita baik-baik saja," ungkap Happy Salma saat talk show BCA Expoversary 2025 di ICE BSD Tangerang, Sabtu (22/2/2025).
1. Pelaku UMKM juga bisa menjadi penopang ekonomi Indonesia

Selain itu, Happy mengungkapkan, banyak hal yang bisa dilakukan di dalam negeri, misalnya saja menjadi pelaku UMKM yang saat pandemik COVID-19 bisa menjadi penopang ekonomi Indonesia. Namun, Co-Founder Tulola, UMKM yang memproduksi aksesori itu, menyebutkan tantangan pelaku UMKM juga semakin banyak lantaran daya beli masyarakat Indonesia rendah.
"Yang paling penting sumbernya di kita dulu. Jika kita berdagang atau berbisnis harus ada tujuannya dan setiap apa yang kita lakukan, kita harus bagian juga dalam ekosistem," jelasnya.
Untuk bisa bertahan, pelaku UMKM juga harus konsisten terhadap apa yang dituju, sehingga akan muncul keunikan individual yang nantinya akan dicari oleh pembeli.
"Jadi kita bisa tumbuh unik secara individual, tapi juga bagian dari ekosistem dengan seperti itu setidaknya kita bisa seimbang," jelasnya.
2. UMKM harus berkolaborasi dengan banyak pihak

Selain itu, pelaku UMKM juga harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga sesama pelaku UMKM. Dengan begitu, akan lebih banyak hal bisa dijangkau dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
"Terus menumbuhkan peluang dan berkolaborasi sebanyak-banyaknya juga menempa diri dan yang paling penting loyal dengan apa yang kita lakukan," ungkapnya.
Happy pun tidak memungkiri, bahwa terdapat penurunan daya beli masyarakat di Indonesia saat ini. Namun, hal tersebut bisa menjadi momentum pelaku UMKM bisa naik kelas.
"Di tempat saya retailnya ada 12 titik di Indonesia, memang ada yang tinggi ada yang tidak, itu jadi momen yang bagus buat kita sebagai orang kreatif menguji kita seberapa besar kita masih ingin di industri ini," tuturnya.
3. Pelaku UMKM juga harus mengerti soal manajemen keuangan

Sementara itu, SVP Corporate Communications BCA, Susanti Nurmalawati menambahkan, pihaknya juga ingin mendukung industri UMKM. Untuk itu saat ini terdapat 26 desa binaan dan ditargetkan menjadi 31 desa binaan pada tahun ini. Di setiap desa binaan, terdapat banyak UMKM yang digandeng untuk dibantu dalam pengembangan usaha.
Adapun kegiatannya meliputi edukasi terkait sistem pembayaran, pendampingan oleh expert hingga pengelolaan lingkungan seperti sampah dan lainnya.
"Ada juga pendampingan seperti tahun ini bagaimana branding UMKM agar lebih dikenal, atau pemanfaatan e-commerce bagaimana disikapi lagi, pembuatan laporan keuangan yang baik, bagaimana pelaporan pajak, dan lain sebagainya," katanya.
Susanti juga mengaku optimis terkait perkembangan UMKM ke depan bisa terus tumbuh dengan program yang telah disusun, karena BCA telah mengalokasikan anggaran dan sumber daya pendukung.
"Kita fokus pada tahun ini membantu branding produk UMKM dan juga sistem pembayaran secara nontunai agar lebih praktis, termasuk membuat laporan keuangan dan pajak sehingga pelaku UMKM bisa go nasional bahkan internasional," ujarnya.