Sepatu Golf Produksi UMKM Tanah Air Tembus Pasar Korsel

- Melani ikut program go global Pertamina UMK Academy 2025
- Produk sepatu golf Melani diekspor ke 3 negara: Korea Selatan, Vietnam, dan Los Angeles
- Melani berdayakan tetangga sekitar rumahnya untuk produksi sepatu dan menjadi agen perubahan di daerahnya
Tangerang, IDN Times - Tak pernah terbayang bagi Melani Septina Mutya Surya, pelaku usaha kecil mikro kecil dan menengah atau UMKM asal Mojokerto, Jawa Timur bisa mengirim produk buatannya ke luar negeri. Ia yang sedari tahun 2023 memproduksi alas kaki dengan merek NOBF itu, awalnya hanya bisa memasarkan di sekitar rumahnya saja.
Pengalaman produk tak laku, bahkan pernah kena tipu sudah dia rasakan sejak awal merintis. Meski begitu, tekadnya nampaknya sekuat baja, mentalnya sekeras batu karang, terbukti ia gigih belajar dan mencari cara agar bisnis yang digelutinya tersebut bisa berkembang.
Salah satu cara yang ia temukan yakni program Pertamina UMK Academy pada tahun 2024. "Pertama kali ikut UMK Academy di tahun 2024, dan itu saya ikut go digital karena ingin belajar lebih dalam bagaimana pemanfaatan digital untuk bisnis saya," kata Melani saat pameran UMKM Smexpo di Bintaro Xchange Mall, Kota Tangerang Selatan, Minggu (30/11/2025).
1. Di Tahun 2025, Melani mencoba untuk ekspor sepatu NOBF dengan ikut program Go Global

Memasuki tahun 2025, Melani lantas ingin mencoba peruntungan baru, sesuai mimpinya untuk produk buatan Mojokerto bisa go international, yakni dengan mengikuti program Go Global di Pertamina UMK Academy 2025.
Saat awal mengikuti program tersebut, Melani mengaku 'buta' soal ekspor produk ke luar Indonesia. Sehingga prosesnya mengirim produk yang baru dia rintis, penuh tantangan. "Lalu saat di UMK Academy itu saya dibimbing dari mulai nol hingga ke tahap ini, jadi sangat bersyukur," ungkapnya.
Bagai anak balita yang baru mulai masuk sekolah, Melani benar-benar meraba apa saja yang harus dilakukan pertama kali untuk bisa ekspor. Dengan tekun, Melani memperhatikan dengan seksama tahapan, prosedur, dokumen, hingga tips apa saja yang bisa ia lakukan untuk menggapai mimpi ekspansi ke luar negeri.
"Apalagi produk sepatu sendiri udah menjamur banget dan kami harus seleksi banget di mana regulasi ekspor sendiri engga mudah, kami belajar bagaimana dari nol tahapan-tahapannya sampai akhirnya aku bisa mandiri untuk ekspor," kata Melani.
2. Melani bisa ekspor produknya ke 3 negara

Setelah mendapat ilmu tersebut, Melani pun lantas langsung tancap gas menerapkannya. Layaknya mendapatkan amunisi yang cukup, Melani mencoba mengikuti berbagai pameran internasional hingga mencari distributor di luar negeri dan mengirimkan email penawaran. Bak gayung bersambut, cahaya harapan menyinari Melani usai adanya pesanan dari 3 negara di tahun 2025 ini, yakni Korea Selatan, Vietnam, dan Los Angeles California.
"Mereka tertarik dengan produk sepatu golf buatan kami, untuk Korea Selatan pesanan paling banyak hingga 1 kontainer berisi ratusan pasang," ungkapnya.
Tak main-main, nilai pengiriman ke Korea Selatan saja mencapai 37 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp615.970.450, belum lagi jika ditambah penjualan ke Vietnam dan Los Angeles. Omzet Melani pun naik drastis hingga 50 persen dari biasanya.
"Pengiriman ke Korea Selatan baru di bulan Juli 2025," katanya.
3. Melani memberdayakan tetangga sekitar rumahnya untuk produksi sepatu

Melani mengaku saat ini memiliki 10 karyawan inti dengan ratusan warga sekitar rumahnya yang lain untuk membantu produksi setiap ada pesanan. Ia pun terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produk serta memastikan produk terstandarisasi agar tidak mengecewakan pelanggan, termasuk yang di luar negeri.
"Harapannya pasti pengen berkembang untuk terus go global, karena potensi di Mojokerto sendiri kan memang produk alas kaki jadi pengen banget temen di sana itu percaya diri kalau produk kita itu bagus," jelasnya.
Meski sudah bisa ekspor, Melani juga ikut menjadi agen perubahan di daerahnya agar kerabat dan tetangganya bisa juga untuk mengikuti jejaknya mengembangkan produk Mojokerto dan mengenalkannya ke luar negeri.
"Harapannya program ini tetap ada karena membantu pengusaha kecil seperti aku yang baru merintis dan harapannya untuk kaya gini bisa merata biar temen-temen yang lain juga bisa ikut," jelasnya.
Diketahui, Melani mendapatkan juara 1 Pertamina UMK Academy 2025 dengan kategori Go Global lantaran prestasi ekspornya tersebut. Ia pun mendapatkan hadiah hibah alat tepat guna senilai Rp35 juta.
4. Ada 581 UMKM yang terseleksi dari seluruh Indonesia

Sementara itu, Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina, Rudi Ariffianto mengungkapkan, dibuka sejak awal tahun 2025, Pertamina UMK Academy 2025 akhirnya mencetak 581 UMKM lulusan terbaik di Indonesia. Sebanyak 24 pemenang diantaranya meraih total hadiah ratusan juta rupiah.
Kelulusan itu dibarengi dengan pameran UMKM Smexpo di Bintaro Xchange Mall, Kota Tangerang Selatan itu, yang memperlihatkan produk-produk UMKM unggulan yang sudah dibina oleh Pertamina selama 9 bulan sebelumnya.
"Bagaimana Pertamina bisa memberdayakan pengusaha UMKM di Indonesia secara terstruktur dan masif, jadi setelahnya UMKM ini bisa berkembang secara terarah, 5 tahun lagi akan seperti apa, 10 tahun lagi akan bagaimana,"ungkapnya.
Dalam akademi itu, awalnya peserta UMKM akan mendaftar secara bebas dengan total hampir 10 ribu pendaftar. Namun disaring sebanyak 1.490 UMKM yang lolos menjadi peserta skala regional.
Setelah itu, peserta disaring lagi masuk kelas nasional sebanyak 730 UMKM. Para peserta Pertamina UMK Academy skala nasional akan diajarkan berbagai materi yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan ekonomi saat ini, baik itu skala nasional ataupun perkembangan di luar negeri.
"Ada 4 kelas, go modern, go digital, go online, dan go global. Tapi kami juga ada kurikulum tambahan, menyikapi sikap internasional yakni go green, supaya UMKM kita memiliki wawasan tentang sustainability saat ini,"ungkapnya.
Dari sanalah, akan dipilih UMKM terbaik sebagai pemenangnya. Total ada 581 lulusan yang dicetak Pertamina UMK Academy 2025 dan 100 UMKM diantaranya keluar sebagai finalis, termasuk 24 juara berhak mendapatkan hadiah total hingga Rp 900 juta.
"Tahun ini peserta UMKM lebih greget, mereka pun kenaikan omzetnya rata-rata 20 persen minimal, ada yang sampai 80 persen. Mereka lebih cerdas menyerap ilmu lalu mempraktikannya langsung,"ujarnya.

















