Dispora Tangsel Bantah Ada Tindak Kekerasan Sehingga Capaska Meninggal
Keluarga almarhumah Aurel tak mau bawa ke ranah hukum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Organisasi Purna Paskibraka (PPI) Tangerang Selatan membantah ada yang janggal dari kematian siswa SMA Islam Al Azhar BSD, Aurel Qurrota Ain. Siswi berusia 16 tahun itu meninggal pada Kamis (1/8) lalu ketika tengah berlatih untuk menjadi anggota paskibraka.
Keluarga Aurel terkejut mengetahui puteri mereka meregang nyawa. Apalagi Aurel sudah berlatih selama satu bulan.
Paman almarhumah, Romi mengatakan pernah mendengar pembicaraan dari adik Aurel, selama proses berlatih, ia kerap dipukuli oleh kakak seniornya. Maka, tak heran apabila keluarga menilai ada yang janggal dari kematian Aurel tersebut.
Lalu, apakah keluarga akan membawa kasus ini ke ranah hukum? Sebab, apabila itu yang terjadi, maka jenazah Aurel harus diautopsi sebagai bukti telah terjadi tindak kekerasan.
Baca Juga: Bertugas di HUT ke-74 RI, Calon Paskibraka di Tangsel Meninggal
1. Pelatih dari PPI Tangsel membantah ada dugaan tindak kekerasan yang diterima oleh almarhumah Aurel
Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Tangerang Selatan Warta Wijaya membantah dengan tegas adanya dugaan penganiayaan atau kekerasan fisik terhadap Aurel selama berlatih menjadi anggota paskibraka. Ia berani menjamin tidak ada kekerasan fisik terhadap semua anggota paskibraka yang berlatih. Apalagi dalam proses berlatih itu, turut didampingi anggota TNI.
“Gak ada kontak fisik (dengan calon anggota paskibraka). Tapi kalau latihan fisik pasti ada, itu olah tubuh semacam lari dan sebagainya,” kata Warta kepada awak media pada Sabtu (2/8).
Rencananya Aureal akan bertugas di Lapangan Cilenggang, Serpong pada (17/8). Upacara akan dipimpin oleh Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany.
Baca Juga: Sebatas Wacana, Paskibraka Perempuan di Bali Tetap Pakai Rok