Tanpa Keterampilan, Bupati Larang Pendatang Baru ke Tangerang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang memprediksi arus balik ke Kabupaten Tangerang lebih banyak dibanding arus mudik Lebaran 2019. Hal itu terjadi karena para pemudik mengajak pendatang baru untuk mengadu nasib di kabupaten yang memiliki ribuan industri tersebut.
1. Bupati sudah minta pemudik tidak membawa pendatang saat arus balik
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, mengatakan bahwa ia sudah meminta para pemudik tidak membawa pendatang ke wilayah Kabupaten Tangerang. Dirinya khawatir pendatang baru pasca-Lebaran bakal menambah jumlah pengangguran dan jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang.
“Saya sudah pesan ke pemudik, jangan bawa orang lagi ke sini. Apalagi pendatang yang tidak memiliki keterampilan. Tangerang sudah padat,” kata pria yang akrab dipanggil Zaki ini kepada wartawan usai memimpin apel dan halalbihalal di Lapangan Maulana Yudha, Pusat Pemerintahan Kabupten (Puspemkab) Tangerang, Selasa (11/6).
2. Zaki terima pendatang asal miliki keterampilan
Zaki mengaku tidak alergi dengan urbanisasi. Dia tetap membuka pintu bagi pendatang mencari pekerjaan di Kabupaten Tangerang. Dengan catatan, pendatang tersebut memiliki keterampilan dan tempat tinggal yang jelas.
"Tidak masalah mereka datang ke Tangerang, tapi harus jelas. Artinya, memiliki keterampilan dan tempat tinggal,” ungkapnya.
Baca Juga: 77 Ribu Orang di Kota Tangerang Berstatus Pengangguran
3. Camat dan Lurah Kabupaten Tangerang akan awasi pendatang baru
Zaki menambahkan, sudah mengirimkan surat ke Camat dan Lurah untuk berperan aktif mengawasi para pendatang baru. Hal itu untuk mengantisipasi segala hal yang tidak diinginkan terjadi pasca-Idulfitri.
“Imbauan ini juga sudah disampikan ke Camat agar mengawasi pendatang baru,” tutupnya.
4. Waspadai pendatang ilegal, Kadisdukcapil Kabupaten Tangerang gelar operasi yustisi
Terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupten Tangerang, Syafrudin, mengatakan bahwa pihaknya telah mewaspadai pendatang ilegal yang mencari pekerjaan.
’’Mereka adalah pendatang yang nekat tanpa dilengkapi data kependudukan,’’ katanya Syafrudin.
Antisipasinya, pihaknya bakal melakukan operasi yustisi. Operasi kependudukan akan menyasar pendatang yang tidak mempunyai kartu identitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
’’Operasi ini rutin dilakukan setelah Lebaran,’’ ujarnya.
5. Biasanya pendatang datangi kawasan-kawasan pabrik
Menurut Syafrudin, biasanya pendatang masuk ke Kabupten Tangerang karena mengikuti kerabatnya. Namun, tidak sedikit yang datang tanpa tujuan. Mereka mayoritas dari Jawa Tengah dan Sumatera. Rata-rata, pendatang berusia produktif yaitu 18–45 tahun.
’’Kalau memang tujuannya mencari kerja, harus dilengkapi dengan data kependudukan yang valid,’’ tuturnya.
Syafrudin menambahkan, pendatang biasanya menyerbu sebelas wilayah. Sebab, kawasan tersebut memiliki banyak pabrik yang menjanjikan pekerjaan. Kesebelas wilayah itu yakni Jayanti, Balarja, Cikupa, Tigaraksa, Pasar Kemis, Kosambi, Sepatan, Sepatan Timur, Curug, Pagedangan, dan Kelapa Dua.
“Akibatnya, populasi penduduk Kabupten Tangerang telah menyentuh angka 3 juta lebih jiwa. Tingkat kepadatan mencapai 10.906 jiwa per km². Padahal, luas wilayahnya hanya 959,6 kilometer persegi (km²),” pungkasnya.
Baca Juga: Banyak Pendatang Baru Setelah Lebaran, Tangsel Hanya Punya 1.500 Loker