Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keindra Farrel Lolobua, Raih Emas di Kejuaraan Dunia Karate

Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Intinya sih...
  • Jepang dianggap lawan paling tangguh oleh Keindra, meski memiliki kedua orangtua atlet Karate
  • Keindra berlatih karate sejak umur 3 tahun dan intensif selama 2 bulan untuk meraih emas di Jepang
  • Emas dipersembahkan kepada orangtua, warga Indonesia, dan dunia karate; Indonesia menjadi runner-up dalam ajang tersebut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Buah tak jatuh jauh dari pohonnya, sepertinya istilah tersebut cocok disematkan untuk Keindra Farrel Lolobua (12). Keindra berhasil meraih medali emas pada ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 yang digelar di Chiba Port Arena, Jepang melawan ribuan atlet asal ratusan negara.

Keindra merupakan putra dari Fidelys Lolobua, atlet satu-satunya yang mendapat medali di cabang olahraga Karate di Asian Games Incheon 2014.

Saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta usai bertanding, Keindra mengungkapkan berkecamuknya perasaan dan kecemasan saat akan bertanding di negara orang merupakan salah satu hal yang paling sulit dihadapi. Apalagi, ini merupakan kali pertama Keindra melawan atlet dari negara lain.

"Yang paling sulit itu menghilangkan pikiran negatif akan menghadapi lawan yang lebih hebat," kata Keindra, Rabu (13/8/2025).

1. Jepang dianggap lawan paling tangguh oleh Keindra

Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Meski memiliki kedua orangtua atlet Karate, nyatanya melawan atlet lain juga jadi salah satu hal yang membuat pikirannya bergumul di kepala. Apalagi, disertai debaran jantung dan harus mempersiapkan fisik seprima mungkin rasanya harus dihadapi, apalagi dengan atlet tuan rumah; Jepang.

"Lawan yang paling sulit itu Jepang, mereka punya teknik yang baik dan fisik yang baik juga," ungkapnya

2. Keindra berlatih karate sejak umur 3 tahun

Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Karate bukan hal baru bagi Keindra, ia telah berlatih sejak umur 3 tahun. Kedua orangtuanya lah yang menjadi pelatih pribadinya sejak kecil, diperkenalkan melalui prestasi-prestasi yang diraih orangtuanya, Keindra pun ikut jatuh cinta kepada dunia karate.

"Saya memang suka, lihat orangtua saya setiap hari berlatih, bertanding, rasanya ingin juga," ungkapnya.

Jatuh bangun berlatih, ditempa latihan fisik tidak membuat Keindra mundur dari dunia karate. Ia, bahkan lebih semangat dalam mengenalkan seluruh anggota tubuhnya dengan gerakan-gerakan karate hingga bisa meraih emas di usia emas ini.

"Untuk pertandingan di Jepang ini, saya berlatih intensif selama 2 bulan, bersyukur bisa dapat emas," kata Keindra.

3. Emas dipersembahkan kepada orangtua dan seluruh warga Indonesia

Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Keindra Farrel Lolobua dan Nabilah Putri Salsabilah Huda berhasil meraih emas di ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Keindra pun mempersembahkan medali emas yang diraihnya kepada kedua orangtuanya yang senantiasa setia melatihnya sejak dini. Selain itu, ia juga memberikan medali emas tersebut untuk seluruh warga Indonesia dan dunia karate.

"Saya bersyukur telah dilahirkan oleh orangtua saya, saya berterimakasih atas dukungan dan ilmu yang telah mereka berikan," ungkap Keindra dengan mata berkaca-kaca.

4. Nabilah Putri Salsabilah Huda juga raih emas di ajang yang sama

Indonesia meraih juara 2 dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Indonesia meraih juara 2 dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Selain Keindra, Nabilah Putri Salsabilah Huda (15) juga meraih medali emas di ajang yang sama. Ia yang merupakan putri dari ayah pembuat roti di Makassar membuktikan diri bahwa dengan tekad dan semangat kuat bisa meraih prestasi di ajang internasional. Dukungan orangtuanya, kata Nadia jadi faktor penentu dirinya bisa menghilangkan debaran dada saat akan bertanding di final.

"Saya turun di 4 kelas, dan di final melawan Jepang saya berhasil meraih emas," kata Nabilah.

Jatuh tersungkur hingga cedera engkel kaki nampaknya terbayar dengan medali yang bisa ia raih. Rasa bangga yang bergejolak dalam dada juga membayar segala rasa sakit fisik tersebut.

"Dari kelas 1 SD sudah suka dengan Karate, awalnya karena penasaran tapi saat pertama kali ikut bertanding langsung juara 1, jadi ketagihan," ungkapnya.

5. Indonesia jadi runner-up dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025

Indonesia meraih juara 2 dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)
Indonesia meraih juara 2 dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Ketua Umum PB Gojukai Indonesia Leonard Eben Ezer Simanjuntak mengungkapkan, para atlet karate Indonesia tersebut berhasil meraih posisi runner-up dalam ajang Karate-do Goju-Kai Global Championships Japan 2025 yang digelar di Chiba Port Arena, Jepang. Indonesia berhasil meraih 25 medali emas, 12 medali perak, dan 17 medali perunggu dalam ajang tersebut.

"8 kali ajang tersebut diadakan, baru kali ini Indonesia ada di posisi 3 besar bahkan di runner-up, ini jadi prestasi yang membanggakan bagi dunia karate di Indonesia," kata Leonard.

Berhasilnya para atlet muda Indonesia meraih juara 2 dalam ajang pertandingan karate dunia melawan 24 negara ini membuktikan bahwa postur tubuh yang mungil tak membuat kekuatan dan keahlian penguasaan teknik lebih kecil dari negara lain. Apalagi, saat bertanding dengan atlet dari Afrika, atlet Indonesia terlihat jauh lebih kecil.

"Memang kalau dilihat itu, yang paling mencolok saat melawan atlet dari Afrika yang posturnya jauh lebih tinggi, tapi atlet kita membuktikan hal itu tidak jadi halangan untuk bisa menang," ungkapnya.

Ke depannya, pembinaan para atlet akan terus dimasifkan di seluruh Indonesia. Dengan mengadakan pertandingan melalui Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia dan bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah masing-masing. Meskipun, selama ini pihaknya terus rutin mengadakan pertandingan sebagai bentuk pembinaan berjenjang mulai dari usia 10 tahun hingga di kelas senior 58 tahun.

"95 persen atlet yang bertanding belum pernah bertanding di ajang internasional, tapi ternyata mereka membuktikan bisa mengharumkan nama Indonesia dan menjadi kado HUT ke 80 Republik Indonesia," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us