Mi Bakar di Lebak, Unik dan Dijamin Bikin Ngiler

Jangan mengaku pecinta mi jika belum mencobanya

Lebak, IDN Times - Mi merupakan salah kuliner yang banyak disukai orang. Nah, salah satu yang wajib dicoba para penggila mi adalah mi bakar Bang Beni. 

Bang Beni membuka usaha mi bakarnya di depan Gedung Sakinah, Jalan Bypass Seokarno-Hatta Rangkasbitung, Lebak. "Mie bakar itu hasil ciptaan sendiri," kata Bang Beni, seperti dikutip dari Antara, Selasa lalu.

Salah satu pelanggan, Siti Samsiah (50), mengaku hampir setiap hari bersama keluarga membeli mi bakar Bang Beni.

Siti menilai, mi bakar Bang Beni sangat nikmat dan terasa asin, manis, gurih dan lezat juga harganya relatif murah.

"Kami mengkonsumsi mie bakar Bang Beni menyehatkan karena mienya dibuat sendiri tanpa  memakai bahan kimia," katanya.

Baca Juga: Pecinta Kuliner Wajib Coba 9 Tempat Makan di Tangerang Raya Ini

1. Bermula di Bandung, mi bakar Bang Beni sempat hits

Mi Bakar di Lebak, Unik dan Dijamin Bikin Ngilerilustrasi steak bakar (instagram.com/waroengsteak)

Mie bakar ciptaan Bang Beni itu sempat ramai digemari berbagai kalangan di Bandung tahun 2010 hingga omzet belasan juta per hari. 

Saat itu, Bang Beni masih tinggal di Kota Kembang dengan membuka kafe mie bakar dan minuman jus. 

Bang Beni menjelaskan, ide awal mi bakar saat dia mencoba memakai alat hot plate yang biasa digunakan membakar steak. Ternyata, alat itu juga bisa dia pakai untuk mi. 

Selama ini, kata dia, kebanyakan konsumen mengkonsumsi mi ayam memakai mangkok.  Karena itu, dilakukan mie bakar menggunakan hot plate ternyata banyak digemari konsumen. 

Namun, setelah beristeri, Bang Beni harus kembali ke kampung halaman. Dia pun sempat vakum dalam berjualan mi bakar.

2. Omzet naik setelah pelonggaran PPKM di Lebak

Mi Bakar di Lebak, Unik dan Dijamin Bikin NgilerIlustrasi mi (Pixabay)

Bang Beni kembali merintis usaha mi bakarnya, dua tahun terakhir. Konsumennya pun semakin banyak. Bahkan, menurut Bang Beni, setiap pekan bule Australia yang bekerja di Jakarta dan Bandung datang ke tempatnya untuk mengkonsumsi mie bakar. 

"Kita sejak satu bulan terakhir diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM) Level 2 omzet pendapatan meningkat," kata dia. 

Peningkatan omzet itu hingga 100 persen loh, dari 5 kilogram (kg) mi menjadi 10 kg.

Dari satu kilogram mi itu, biasanya dia membagi menjadi 12 porsi dengan harga Rp15 ribu/ porsi.

Apabila, kata dia, jika diakumulasikan 10 kilogram terbagi menjadi 120 porsi, sehingga mendapatkan omzet Rp1, 8 juta/ hari, padahal sebelumnya hanya Rp900 ribu/hari.

"Meningkatnya omzet itu, karena warga diperbolehkan kembali melakukan aktivitas kegiatan ekonomi," katanya menjelaskan. 

3. Cara penyajian mi bakar pun unik

Mi Bakar di Lebak, Unik dan Dijamin Bikin NgilerMi bakar di Lebak (Antara)

Proses pembuatan mie bakar itu memakan waktu selama tujuh menit per porsi. Pertama, mie direbus dengan waktu  dua menit dan selanjutnya mie tersebut dimasukan ke dalam mangkok. 

Kemudian mie  itu dibakar menggunakan hot plate. Pembakaran mie itu berlangsung selama tiga menit dengan suhu 80 derajat celcius.

Setelah itu, mi diberi bumbu racikan antara lain minyak kelapa, sasa, ladaku, kecap asin dan kecap manis. Tak cukup, mi bakar juga dibei topping, mulai dari daging ayam, ceker ayam, sawi, dan baso. 

"Rasa mie bakar itu sangat nikmat dan terasa manis, asin dan gurih," katanya menjelaskan.

Wah, baru membayangkan saja, sudah bikin ngiler kan. 

Baca Juga: Leuit Baduy Cafe, Tempat Ngopi Kekinian yang Kenalkan Kebudayaan Lebak

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya