Cerita Seniman di Banten, Beralih Profesi Jadi Pedagang Cilok
Untuk bertahan hidup di tengah minimnya perhatian pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Pandemik COVID-19 turut memberi dampak terhadap dunia kesenian dan kebudayaan. Berbagai kegiatan kesenian yang melibatkan terpaksa dibatalkan karena pembatasan rangka mengantisipasi penularan virus corona.
Di tengah situasi tersebut para seniman diberbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Banten, harus bertahan di tengah wabah ini.
Baca Juga: Jibaku Tenaga Kesehatan Bekerja di Tengah Minimnya APD
1. Seniman ini banting setir berjualan cilok untuk bertahan hidup
Seperti yang dirasakan oleh salah satu seniman di Banten bernama Purwo Rubiono. Dia terpaksa harus membanting setir berjualan cilok untuk bisa bertahan hidup dan menafkahi keluarganya.
Hal itu dilakukan pria yang kerap disapa Cak Wo itu lantaran kegiatan pamentasan musik yang ia geluti harus terhenti akibat pandemik COVID-19.
Cak Wo mengatakan, persoalan seniman sejak dahulu sebelum pandemik atau sekarang masih pada kesejahteraan. Pandemik COVID-19 menambah berat lantaran karya seni yang biasanya disuguhkan ke publik, tetapi masyarakat tidak bisa berkumpul untuk menikmati karya tersebut.
"Saya berjualan cilok karena tidak ada bentuk perhatian dari pemerintah khususnya Pemprov Banten," kata mantan Ketua Komite Musik Dewan Kesenian Banten (DKB) tersebut saat dikonfirmasi, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: DKI Jakarta Terapkan PSBB Ketat, Ini Respons Wali Kota Tangerang