Pengangguran dan Kemiskinan Masih Membayangi Banten di Usia 20 Tahun
Diprediksi akan terus naik saat pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Provinsi Banten kini telah berusia 20 tahun, terhitung sejak memisahkan diri dari Jawa Barat (Jabar). Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan terutama masalah pengangguran dan kemiskinan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Paguyuban Urang Banten (PUB), Taufiequrachman Ruki saat menghadiri rapat paripurna DPRD Provinsi Banten dengan agenda Peringatan Hari Jadi Provinsi Banten di Kantor DPRD, Kota Serang, Minggu (4/10/2020).
Baca Juga: Peringatan HUT ke-20 Banten Diwarnai Bentrok Mahasiswa-Polisi
1. Pengangguran dan kemiskinan diprediksi akan terus naik
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengatakan, meski Banten telah semakin matang dalam menyelesaikan persoalan yang telah dilalui di usia ke 20 tahun, namun persoalan kemiskinan dan pengangguran harus menjadi perhatian serius.
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Banten menduduki peringkat pertama jumlah pengangguran di Indonesia. Angka pengangguran di Tanah Jawara mencapai 8,01 persen atau sebanyak 489.216 orang. Lanjutnya, pengangguran diperkirakan akan terus bertambah di tengah maraknya PHK akibat pendemik COVID-19.
"Berdasarkan data BPS penganguran pada 2020 melonjak, dan akan melonjak lagi dengan COVID-19 ini. Kemiskinan juga akan naik," kata Ruki.
Baca Juga: Andalkan Pertanian, Ekonomi Suku Baduy Tak Terpengaruh Pandemik