TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Ingin Seperti India, Doni Monardo: Warga Nekat Mudik Wajib Karantina

Lonjakan kasus India akibat adanya pelonggaran aktivitas

Kepala BNPB Doni Monardo (Dok. BNPB)

Cilegon, IDN Times - Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta kepada seluruh kepala daerah untuk melakukan karantina terhadap warga nekat mudik. Tujuannya, mengantisipasi lonjakan penyebaran COVID-19 pasca lebaran.

"Bisa jadi mereka OTG kalau ini dibiarkan bisa menulari satu kampung dan terbukti di beberapa tempat sudah banyak kasus dan kita harus belajar dari daerah lain," kata Doni saat melalukan peninjauan ke Pelabuhan Merak, Banten, Minggu (9/5/2021).

Baca Juga: Larangan Mudik, 40 Kendaraan Travel Gelap Diamankan di Banten

1. Tercatat 7 persen warga nekat pulang kampung

Ilustrasi mudik (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj)

Doni menegaskan, kebijakan larangan mudik ini merupakan keputusan terbaik dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Kendati mudik dilarang, masih ada sekitar 7 persen warga tetap melakukan mudik dengan cara bergegas pulang sebelum pelaksanaan larangan mudik hingga mengelabuhi petugas di pos penyekatan.

"Tugas kita setiap hari harus mengingatkan jangan ada pergerakan orang karena COVID-19 ini ditulari oleh manusia. Kita berpotensi saling menulari," katanya.

2. Tidak ingin kecolongan seperti di India

Ilustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Dia meminta masyarakat untuk bersabar dan menahan diri sementara. Kebijakan ini diambil agar kasus COVID-19 di Indonesia tidak seperti di India yang hanya dalam dua minggu lonjakan kasusnya sangat tinggi, dan saat ini kasus kematian di India paling tinggi sedunia.

Hal itu terjadi setelah pemerintah India melakukan pelonggaran terhadap aktivitas publik, mulai dari kegiatan keagamaan, olahraga, hiburan, politik hingga acara adat yang menimbulkan kerumunan.

"Makanya kerja keras semua komponen untuk saling mengingatkan lebih baik kita lelah hari ini jangan sampai kemudian hari kita menyesal," katanya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Tinggi, Menkes: Waspadai Pergerakan Orang dari Sumatera Ke Banten

Berita Terkini Lainnya