TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Auriga: Belasan Badak Jawa di Ujung Kulon Hilang Tak Terpantau

 Ada dugaan aktivitas perburuan menggunakan senjata api

Seekor badak sumatera lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Provinsi Lampung pada Kamis, 24 Maret 2022 pukul 11.44 WIB. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Rosa melahirkan anak berjenis kelamin betina. (Dok. KLHK)

Pandeglang, IDN Times - Yayasan Auriga Nusantara mengungkap, sebanyak 15 badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon hilang dari pemantauan kamera jebak dalam empat tahun terakhir.

Hal tersebut berdasar kajian terhadap populasi badak jawa yang mereka lakukan. "Sebanyak 15 individu di antaranya masih tidak terekam, setidaknya sampai tahun 2021 atau (hingga) Agustus 2022," kata peneliti Auriga Nusantara, Riszki Is Hardianto dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Selasa (11/4/2023).

Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Kabupaten Tangerang Stabil Jelang Idul Fitri

Baca Juga: Kapal Klotok, Satu-satunya Alat Transportasi ke Ujung Kulon  

1. Auriga Nusantara: data KLHK berbeda dengan temuan

Taman Nasional Ujung Kulon (FOTO ANTARA/Mulyana)

Riszki mengatakan, jumlah populasi badak jawa yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga berbeda dengan temuan Auriga Nusantara. KLHK menyebut bahwa populasi badak jawa pada 2022 sekitar 75 individu, sementara berdasar penelitian Auriga jumlahnya justru lebih kecil.

Nahasnya, belasan badak jawa yang tak terdeteksi merupakan tujuh ekor jenis betina, sementara delapan lainnya jantan. Tak terdeteksinya individu betina sangat dikhawatirkan karena berhubungan dengan upaya konservasi penambahan populasi badak jawa di TNUK.

Menurut dia, 15 badak jawa yang tidak terdeteksi ini tidak dipublikasikan oleh otoritas terkait karena dianggap masih hidup. Anggapan tersebut berdasar karena tidak ditemukannya tanda-tanda kematian atau tulang-belulang.

"Dalam empat tahun terakhir, meski rekaman kamera selalu lebih kecil dari rekaman 2018, namun Balai Taman Nasional Ujung Kulon atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selalu menyampaikan angka populasi yang meningkat," kata dia.

2. Ada dugaan aktivitas perburuan menggunakan senjata api di Ujung Kulon

Seniman rupa sedang melukis Badak Sumatra di Hari Badak Sedunia (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Sementara itu, Ketua Yayasan Auriga Nusantara Timer Manurung menyebut data yang diperoleh berasal dari laporan dari berbagai pihak yang terlibat langsung atau lembaga yang terlibat dalam upaya konservasi Badak Jawa.

Ia menduga sulitnya Badak Jawa terekam kamera jebak atau hilangnya individu disebabkan masih adanya perburuan. Pasalnya, Yayasan Auriga menemukan ada jerat yang mengarah ke mamalia besar serta lubang pada tengkorak Badak Jawa jantan bernama Samson yang mati pada 2018 lalu.

Di samping itu, banyaknya aktivitas ilegal, termasuk yang menggunakan senjata api, masuk ke zona inti lewat berbagai jalur membuat upaya konservasi ini seolah jalan di tempat.

Baca Juga: Taman Nasional Ujung Kulon, Benteng Terakhir Badak Jawa 

Berita Terkini Lainnya