TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bapeten dan Batan Terus Clean Up Area Terpapar Radiasi Tinggi

Pengerukan dilakukan terus hingga ambang normal

(IDN Times/Muhamad Iqbal)

Tangerang Selatan, IDN Times - Tim Badan Pengawasan Teknologi Nuklir (Bapeten) dan Badan Tenaga Atom dan Nuklir (Batan) kembali melakukan pembersihan (clean up) areal yang masih terpapar radiasi nuklir jenis CS 137 di  wilayah kompleks Batan Indah, Senin (17/2).

Clean up dilakukan dengan cara mengeruk tanah yang berada di lokasi terpapar, lalu kemudian dimasukkan dalam drum-drum. Tanah terpapar limbah nuklir itu kemudian dibawa ke Lab Batan.

Pada Minggu (16/2) saja, tim Bapeten dan Batan sudah mengangkut 39 drum berisi tanah terpapar radiasi dengan ukuran 100 liter per-drum.

Baca Juga: Gandeng Polisi, Bapeten Selidiki Oknum Pembuang Sampah Radioaktif

1. Saat awal paparan, microsievert sampai mencapai 200

Pembersihan limbah nuklir di kompleks Batan Indah Serpong, Tangsel, Banten. (IDN Times/Lia Hutasoit)

Kepala Bagian Komunikasi, Publikasi dan Protokol Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Abdul Qohhar mengatakan, pengecekan terakhir radiasi pada Minggu (17/2) kemarin di Perumahan Batan Indah, adalah 90 microsievert per jam. Sebagai perbandingan, laju paparan yang masuk kategori ambang batas normal (background) adalah 0,03 microsievert per jam. 

Petugas, kata Abdul, terus mengukur kondisi lapangan, mulai saat penemuan atau sebelum proses clean up hingga setelah pembersihan. "Jadi pada waktu penemuan awal, itu setelah terdeteksi, terbaca angka laju paparan di lokasi 200 microsievert per jam," jelas Abdul. 

2. Tingkat paparan semakin menurun

Pembersihan limbah nuklir di kompleks Batan Indah Serpong, Tangsel, Banten. (IDN Times/Lia Hutasoit)

Petugas langsung membersihkan area terpapar dengan mengangkat sumber limbah. Awalnya, limbah digali di kedalaman tanah 10 centimeter (cm). Di sumber limbah itu, paparan mencapai 680 microsievert per jam.

Abdul mengungkap, paparan ini kemudian turun menjadi 130 microsievert per jam saat limbah dievakuasi dari sana. "Karena masih jauh di atas background, akhirnya waktu itu dilakukan pengerukan, proses pengambilan tanah dan vegetasi kemudian proses itu dilakukan dimulai tanggal 12 dan 13 Februari lalu," tuturnya.

Angka paparan limbah itu, kata dia, terus menurun. 

Baca Juga: Radiasi Nuklir di Serpong Berasal dari Sampah Radioaktif

Berita Terkini Lainnya