Kurang Alat PCR, Tracking Virus COVID-19 di Serang Lamban
Warga yang denial masih jadi kendala pencegahan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serang, IDN Times - Minimnya ketersediaan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) tes di Provinsi Banten membuat lambannya hasil pemeriksaan swab test. Hal itu berakibat lebih jauh, yakni terhambatnya pemetaan epidemiologi, termasuk tracing.
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, kendala yang dialami oleh Kota Serang adalah belum memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan PCR swab, sehingga proses untuk mempercepat hasil swab lama.
“Jadi hasil swab ini ketika kita lakukan tracking yang PDP, kemudian di-swab, ternyata hasilnya lama sampai tiga minggu. Itu aja sih kendalanya,” ujarnya, Senin (22/6).
Baca Juga: Jadi Zona Merah, Kabupaten Serang Tidak Siap Terapkan PSBB
1. Kota Serang masih mengandalkan alat di Provinsi Banten
Menurut Syafrudin, apabila Kota Serang memiliki alat PCR swab, maka pihaknya bisa mendeteksi COVID-19 lebih cepat. “Kalau lebih cepat saya kira satu sampai tiga hari, malah kita tracking ke masyarakat juga lebih cepat untuk mengetahui hasil positif atau tidak,” kata Syafrudin.
Syafrudin menyebut, untuk pengadaan alat PCR swab sangat mahal. Oleh karena itu, pihaknya masih mempertimbangkan dalam pembelian alat ini. Sementara waktu, pihaknya masih mengandalkan di Labkesda Pemprov Banten.
“Pengadaan itu alatnya mahal. Kayaknya masih mengandalkan di provinsi aja. Belum tahu harganya. Kalau tidak salah di atas Rp1 miliar per unit PCR swab. Insya Allah kalau harganya itu berkisar Rp1 miliar itu akan mungkin beli satu atau dua unit,” kata Syafrudin.
Baca Juga: Gawat! Kabupaten Serang Masuk Zona Merah Sebaran COVID-19