Ritual Kawalu, Lockdown ala Suku Baduy
Warga Suku Baduy Dalam bahkan tak boleh meninggalkan kampung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebak, IDN Times - Lockdown menjadi pilihan beberapa negara untuk menghadang penyebaran wabah COVID-19. Virus corona baru memang "bergerak" begitu cepat. Dalam hitungan hari, korban COVID-19 berjatuhan dalam jumlah eksponensial.
Indonesia pun melirik cara ini dalam menghadang penyebaran wabah COVID-19--meskipun dengan nama berbeda dan penerapan yang lebih longgar. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), begitu istilah yang disetujui Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 31 Maret lalu.
Namun jauh sebelum itu, sebuah komunitas suku di lembah Kanekes bernama Baduy sudah lebih dulu "mengarantina" kampung. Suku Baduy menjalani "karantina" ala mereka melalui ritual adat Bulan Kawalu.
Tata cara penerapan ritual itu sendiri mirip dengan lockdown yang diterapkan di berbagai negara. Hanya saja mereka tak ada unsur aparat penegak hukum dalam mempertegas pelaksanaannya.
Dalam menjalankannya, mereka sangat menaati aturan di ritual Kawalu, karena berpedoman akan kena musibah, karma, dan tulah jika melanggar.
Baca Juga: [BREAKING] Jokowi Berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
Baca Juga: Benarkah Ada Upaya Meng-Islam-kan Suku Baduy?
1. Kawalu bertujuan untuk menghindari marabahaya dan mendatangkan keberkahan
Berdasarkan banyak literatur dan pengalaman jurnalis IDN Times yang melakukan reportase ke desa adat Baduy, ritual Kawalu di Baduy sendiri berdasarkan kesepakatan tangtu tilu (pemimpin keagamaan) dan Kepala Desa Kanekes. Ritual ini berlangsung dari tanggal 25 Februari hingga 30 Mei 2020 atau 1 Kawalu Tembey - 1 Safar menurut kalender Baduy.
Tahun ini suku adat Baduy sudah mulai menutup pintu bagi kunjungan orang luar sejak pertengahan Januari.
Kawalu merupakan ritual rutin tahunan di mana masyarakat Baduy menutup diri dari wisatawan atau pendatang. Ritual Kawalu tersebut akan berlangsung hingga tiga bahkan empat bulan. Suku Baduy percaya bahwa cara isolasi melalui ritual ini akan menjauhkan mereka dari marabahaya dan akan mendatangkan keberkahan.
Seperti diceritakan salah seorang suku adat Baduy bernama Mursyid. Warga suku Baduy luar itu mengatakan bahwa pelaksanaan Kawalu sendiri seperti puasa Ramadan di agama Islam.
"Baduy masih bulan kawalu, dari pertengahan Januari akhir Mei sudah selesai. Nanti di (bulan) Juni (melakukan ritual) Seba Baduy," kata Mursyid ketika dihubungi IDN Times, Kamis (9/4).
"Nanti selesai Kawalu, biasanya Seba Baduy, penyerahan hasil bumi ke gubernur dan bupati," sambungnya.
Baca Juga: Ada Ritual Adat Kawalu, Kunjungan ke Baduy Ditutup 3 Bulan