TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wabah Bikin Untung Sulit Hampiri Pengrajin Barongsai Tangerang

Jelang perayaan Imlek ketiga, wabah belum hilang juga

Dok. IDN Times/Suprihatin

Kota Tangerang, IDN Times - Sudah dua tahun pandemik COVID-19 melanda Indonesia membuat euforia perayaan Imlek pun tak semeriah dulu. Mereka yang meraih cuan saat Imlek harus ketatkan ikat pinggang.

Pengrajin topeng barongsai hingga pemain barongsai mengakui, pendapatan mereka menurun sangat drastis.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Mulai Gelar Vaksinasi Booster ASN

1. Wabah bikin cuan sulit datang

Dok. IDN Times/Suprihatin

Biasanya, menjelang penyambutan Tahun Baru Imlek, belasan topeng barongsai sudah laku. Para pemain barongsai pun sibuk luar biasa.

Dalam sehari, pemain bisa bermain di tiga lokasi. Para pemain masuk dari hotel, mal, hingga dipanggil ke rumah warga untuk tampil di kediaman orang ternama.

Tapi setelah wabah melanda, semua berubah. Cuan atau keuntungan sulit menyapa.

Kondisi itulah yang dialami Kim Tjoan, 69 tahun. Dia adalah seorang pengrajin topeng barongsai dari Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Menjadi pengrajin sejak 1999 silam, Kim Tjoan mengaku pandemik COVID-19 sangat menurunkan pendapatannya.

"Sebelum pandemi belasan bahkan hingga puluhan juta (rupiah) saya dapati dari penjualan, penyewaan dan orderan penampilan. Sekarang satu set topeng laku saja udah bersyukur banget, kalau undangan tampil-tampil sama sekali gak ada," ungkap Kim Tjoan.

2. Pedagang bertahan jualan dengan stok lama

Dok. IDN Times/Suprihatin

Selama pandemik, Kim Tjoan sudah tak lagi memproduksi topeng barongsai yang baru. Ia bertahan, dengan stok belasan topeng yang ia miliki hingga saat ini.

Mulai dari barongsai jenis bulu sintetis hingga bulu domba. Mulai dari warna putih, merah, kuning, hijau, pink hingga barongsai warna hitam yang katanya sering digunakan untuk acara-acara sakral.

Menjual mulai dari barongsai anak-anak dengan harga Rp200 ribu, barongsai besar untuk dua pemain dengan bulu sintetis seharga Rp2,5 juta hingga bulu domba yang termahal dengan harga Rp4,5 juta.

Baca Juga: Warga Desa Sumur: Suara Gemuruh Itu Penyelamat Jiwa Kami

Berita Terkini Lainnya