Buka OMI di Tangerang, Wamenag: Madrasah Tak Cuma Belajar Tauhid

- Wamenag Romo: Madrasah tak hanya belajar tauhid, juga sains dan teknologi
- Ada 484 siswa madrasah yang menjadi finalis di OMI 2025
- Wali Kota Sachrudin: OMI 2025 membuktikan siswa madrasah bisa memiliki ilmu dan karakter
Tangerang, IDN Times - Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i membuka gelaran Pekan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) tingkat Nasional Tahun 2025 yang digelar di Kota Tangerang, Senin (10/11/2025) malam. Gelaran OMI tingkat Nasional Tahun 2025 akan berlangsung pada 10–13 November 2025 di Asrama Haji Grand El-Hajj, Cipondoh, Kota Tangerang.
Wamenag Romo menegaskan bahwa madrasah kini telah menjadi pusat pendidikan yang menyeluruh. Tidak hanya mendalami ilmu agama, madrasah juga menjadi tempat untuk menumbuhkan kompetensi siswa didik di bidang sains dan teknologi.
“Pengajaran Islam tidak sebatas tauhid dan pengetahuan keagamaan, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk sains dan teknologi,” ujar Romo.
1. Wamenag menyebut banyak ilmuwan Islam yang menjadi ahli sains dan teknologi

Wamenag Romo mengungkapkan, sejarah mencatat, banyak ilmuwan Islam yang namanya mentereng di dunia sebagai penemu sains dan teknologi, seperti Al Khawarizmi (penemu Al Jabar), Ibnu Al Haytam (Bapak Optik Modern), Al Biruni (Bapak Astronomi), Jabir Ibnu Hayyan (Bapak Ahli Kimia), Ibnu Khaldun (Bapak Sosiologi), dan Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (Ilmuan bidang kedokteran).
Hal tersebut, kata Wamenag Romo, harusnya dijadikan motivasi oleh para umat Islam untuk mendalami Islam secara menyeluruh yang didalamnya juga mencakup sains dan teknologi. "Islam itu kaffah meliputi segenap kehidupan dan menjelaskan semua persoalan jadi kedokteran itu juga cerita Islam, teknologi Islam," jelasnya.
Untuk itu, ia ingin siswa madrasah yang mengemban pendidikan tak hanya menganggap ilmu tauhid dan keagamaan merupakan pembelajaran Islam, melainkan sains, teknologi, dan ilmu lain yang bermanfaat juga merupakan bagian dari mendalami Islam.
"Mari kita meredifinisi Islam beda dengan teknologi, jangan hanya paham Islam tapi paham teknologi, jangan paham Islam, tapi paham kedokteran, jangan hanya paham Islam tapi paham pertahanan, mari kita bersolam secara kaffah," jelasnya.
2. Ada 484 siswa madrasah yang menjadi finalis di OMI 2025

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno mengungkapkan, ada 484 siswa madrasah yang menjadi finalis pada Pekan OMI 2025 di Kota Tangerang tersebut. Jumlah tersebut telah diseleksi dari total 204.203 peserta di seluruh Indonesia.
"Ini menunjukkan keseriusan kami dalam menyelenggarakan OMI ini karena begitu ketatnya seleksi," ungkapnya.
Mereka, akan berlomba dalam 2 cabang keilmuan, yakni sains yang meliputi; IPAS terintegrasi, IPS terintegrasi, Matematika terintegrasi untuk tingkat MI/SD ditambah Fisika terintegrasi untuk tingkat MTs/SMP, dan ditambah Kimia terintegrasi, Biologi terintegrasi, Ekonomi terintegrasi, Geografi terintegrasi untuk tingkat MA/SMA.
3. Wali Kota Sachrudin: OMI 2025 membuktikan siswa madrasah bisa memiliki ilmu dan karakter

Sementara itu, Wali Kota Tangerang, Sachrudin mengaku siap menjadi tuan rumah OMI 2025. Gelaran tersebut, kata Sachrudin merupakan kebanggaan tersendiri, terutama untuk melihat peserta dari berbagai daerah di Indonesia tidak hanya memeriahkan acara ini tapi juga memberikan energi positif terutama dalam mengembangkan dunia pendidikan.
"Sebagaimana kita tahu pendidikan merupakan fondasi bangsa, kita hidup di era penuh perubahan, teknologi berkembang pesat, anak-anak kita dituntut tidak hanya pintar tapi juga berkarakter dan berakhlak," ungkapnya.
Sachrudin berharap, gelaran OMI 2025 membawa semangat baru dan harapan bersama dengan kegigihan rasa ingin tahu, dan antusiasme para peserta menghantarkan pada masa depan Indonesia yang penuh harapan dan kemajuan pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan berdaya saing global.
"Olimpiade ini bukan hanya sebuah ajang kompetisi, tetapi juga apresiasi atas kecerdasan dan karakter unggul anak-anak madrasah, ini adalah bukti bahwaadrazah bukan hanya mendidik ilmu tetapi juga mendidik akhlak, disiplin dan semangat juang yang tinggi," kata dia.

















