Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bupati Tangerang Resmikan Waste Trap Banksasuci Sungai Cirarab

Dok. Banksasuci

Tangerang, IDN Times - Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar bersama Bank Sampah Sungai Cirarab (Banksasuci) Foundation, meresmikan penjerat sampah atau waste trap di Sungai Cirarab, Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Rabu (30/12/2020). Pemasangan waste trap itu bakal mewujudkan Sungai Cirarab bebas sampah.

“Pembangunan jembatan apung waste trap ini bekerja sama Banksasuci Foundation. Mudah-mudahan Sungai Cirarab ke depan bersih dari sampah, dan menjadi tempat edukasi penyebaran informasi mengenai bagaimana mengelola sampah di Kabupaten Tangerang,” kata Zaki.

1. Langkah nyata membantu Pemkab tangani sampah

Ilustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Langkah nyata yang dilakukan Banksasuci Foundation menurut Zaki, sangat membantu Pemkab Tangerang menangani persoalan sampah. Pemkab katanya sangat mendukung program yang diluncurkan Banksasuci Foundation.

“Kami sangat mendukung gerakan nyata ini. Mudah-mudahan bukan hanya di Sungai Cirarab, tapi sungai-sungai lain termasuk anak sungai serta saluran irigasi di Kabupaten Tangerang,” tutupnya.

2. Waste trap dipercaya ampuh kurangi sampah di sungai

Dokumentasi - Daratan di Muara Sungai Cisadane Berubah Jadi Pulau Sampah (IDN Times/Candra Irawan)

Ketua Banksasuci Foundation, Ade Yunus menjelaskan, jembatan apung waste trap dibuat untuk meminimalisir sampah yang mengalir di Sungai Cirarab. Menurutnya, teknologi ini sangat sederhana dan bisa digunakan orang lain.

"Bahannya sederhana, cuma pipa pralon untuk apungnya dan kawat galvanis untuk menjegat sampah," kata dia.

3. Waste trap sampah pernah diterapkan Banksasuci di Cisadane

Ade Yunus saat menunjukan waste trap yang juga berfungsi sebagai jembatan apung (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Sebagaimana diketahui sebelumnya, salah satu program Banksasuci adalah mengambil sampah dari Sungai Cisadane menggunakan perangkap apung atau disebut waste trap. Alat ini dibentangkan antar tepi sungai yang mengalir dari hulu di gunung Salak Bogor, dan bermuara di Tanjung Burung bagian utara Kabupaten Tangerang.

Ade Yunus mengatakan, awalnya mereka hanya menggunakan alat sederhana untuk waste trap berbahan dasar bambu. Modal pun tak banyak, hanya Rp15 ribu saja. Namun alat itu tidak bertahan lama saat melawan volume sampah yang melaju kencang dibawa arus sungai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Iqbal
EditorMuhammad Iqbal
Follow Us