Dukung Kepsek SMAN 1 Cimarga, Andis: Itu Pendidikan, Bukan Kekerasan

- Andis: Kekerasan terhadap anak itu kalau enggak boleh ikut ujian karena belum bayar SPP, enggak boleh ikut KBM
- Guru menegur Itu bentuk kepedulian
- Murid SMA di Lebak mogok sekolah, protes kepala sekolah menampar siswa
Lebak, IDN Times – Kasus siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak yang mogok sekolah lantaran memprotes kepala sekolahnya terus menuai perhatian publik. Kali ini, dukungan datang dari komedian asal Rangkasbitung, Andis Brighter. Dia menyatakan sikap dan mendukung tindakan kepala sekolah tersebut.
Dalam pernyataannya, Andis menilai tindakan kepala sekolah bukan bentuk kekerasan terhadap anak, melainkan bagian dari upaya mendisiplinkan siswa yang melanggar aturan sekolah.
“Saya mendukung Ibu Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga. Menampar siswa yang ketahuan merokok di sekolah bukanlah kekerasan terhadap anak. Hal itu emang layak dan pantas dilakukan,” ujar Andis saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (14/10/2025).
1. Andis: Kekerasan terhadap anak itu kalau enggak boleh ikut ujian karena belum bayar SPP, enggak boleh ikut KBM

Menurut Andis, kekerasan terhadap siswa justru terjadi jika sekolah mendiskriminasi siswa karena alasan ekonomi, seperti tidak boleh ikut ujian karena belum membayar sumbangan pembinaan pendidikan atau SPP atau diwajibkan mengikuti iuran kegiatan sekolah.
“Kekerasan terhadap anak itu kalau enggak boleh ikut ujian karena belum bayar SPP, enggak boleh ikut KBM (kegiatan belajar mengajar), atau dipaksa bayar iuran study tour. Nah, itu baru salah,” tegasnya.
Andis kemudian membagikan pengalamannya semasa sekolah di Lebak. Ia mengaku pernah mendapat hukuman fisik dari guru karena melanggar aturan, namun hal itu kini dianggapnya sebagai kenangan berharga.
“Saya pernah ditampar guru karena ketahuan merokok waktu SMP di SMPN 3 Rangkasbitung. Namanya Pak Farid. Tapi saya enggak pernah benci, malah sekarang kalau diingat suka nyengir-nyengir sendiri,” kenangnya.
2. Guru menegur Itu bentuk kepedulian

Tak hanya itu, Andis juga menceritakan pengalaman lain ketika dihukum karena berambut gondrong dan berpakaian tidak rapi.
“Saya pernah dijambak Pak Dedi Sambas karena rambut gondrong, pernah juga dihukum Bu Reri disuruh jadi dirigen upacara karena pakai celana melorot. Tapi semua itu enggak bikin saya dendam, justru saya hormat sama mereka,” ungkapnya.
Andis menilai, siswa masa kini terlalu fokus pada hak-haknya, tanpa menyadari kewajiban untuk menghormati guru dan mematuhi tata tertib sekolah.
“Kadang siswa cuma peduli sama haknya tanpa peduli kewajibannya. Ini juga harus disadari oleh orang tua,” pesannya.
3. Murid SMA di Lebak mogok sekolah, protes kepala sekolah menampar siswa

Sebelumnya diberitakan, Ratusan murid SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak melakukan aksi mogok sekolah pada Senin (13/10/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap Kepala Sekolah yang disebut menampar salah satu siswa karena kedapatan merokok.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, membenarkan sebanyak 630 siswa dari 19 kelas tidak masuk sekolah hari ini. Ia mengaku telah berupaya menjaga kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap kondusif, namun para siswa memilih untuk tidak mengikuti pelajaran.
“Semuanya sekitar 630 murid. Kami sudah koordinasi dengan Wakasek agar KBM tetap berjalan kondusif, tapi ternyata anak-anak punya cerita sendiri,” kata Dini kepada wartawan di sekolah, Senin (13/10/2025).