Transfer Dikurangi, Pemkab Tangerang Ajak Swasta Bangun Infrastruktur

- Penanganan banjir jadi fokus utama Pemkab Tangerang, dengan pengurangan transfer dana dari Pemerintah Pusat.
- Pemkab Tangerang membangun embung untuk tangani banjir, termasuk kolam retensi dan fasilitas utama Embung Cibadak.
- Pengembang di Bitung juga bangun kolam retensi dan infrastruktur untuk peningkatan ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Tangerang mendapat pengurangan transfer dana dari Pemerintah Pusat hingga Rp619 miliar pada tahun 2026, menjadi Rp2,5 triliun dari semula Rp3,1 triliun pada tahun 2025. Untuk itu, Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid pun mengajak seluruh pihak termasuk swasta bahu membahu membangun infrastruktur di wilayah tersebut.
"Pasti kami ajak musyawarah pihak ke-3, dalam hal ini ada pengembang, industri, pengusaha dan sebagainya dan sudah kami jalankan juga keterlibatan pihak swasta ini," kata Maesyal usai Apel HUT ke-393 Kabupaten Tangerang, Senin (13/10/2025).
1. Penanganan banjir jadi salah satu fokus

Maesyal mengungkapkan, lantaran pengurangan transfer tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang bersifat seremonial dihilangkan, seperti sosialisasi, pembinaan teknis, dan lain sebagainya. Anggaran pun akan difokuskan pada kegiatan yang menyentuh langsung masyarakat, khususnya dalam pembangunan pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan lain sebagainya.
"Termasuk penanganan banjir, itu kan kepentingan masyarakat, makanya kami ajak swasta juga untuk membangun infrastruktur untuk menangani banjir," tuturnya.
Maesyal pun menegaskan, program pembangunan yang bekerja sama dengan swasta pun telah berjalan seperti pembangunan infrastruktur umum, bedah rumah tak layak huni, hingga pembinaan untuk Koperasi Merah Putih di setiap desa.
"Jadi memang keterlibatan swasta selalu ada, karena kami sebagai Pemerintah Daerah memiliki keterbatasan anggaran sehingga untuk membangun Kabupaten Tangerang ini perlu keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat dan swasta," ungkapnya.
2. Pemkab Tangerang bangun embung untuk tangani banjir

Pemkab Tangerang pun telah melakukan berbagai penanganan untuk mengentaskan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut, di mana ada 5 polder yang disiapkan sebagai tampungan air maupun mengurangi limpasan permukaan saat hujan deras dengan itensitas tinggi. Dua di antaranya kolam retensi, yang dalam proses pengerjaan yakni Embung Cibadak di Kecamatan Cikupa dengan anggaran Rp.6.614.917.989 dan Embung Sudirman di Kecamatan Tigaraksa dengan anggaran Rp.4.844.839.928.
Adapun fasilitas utama Embung Cibadak adalah tanggul, saluran inlet dan outlet, 2 pintu air serta pompa berkapasitas 800 meter kubik/jam. Dengan dibangunnya Embung Cibadak maka limpasan air di kawasan Cibadak dapat dikurangi baik luasan genangan, tinggi genangan maupun durasinya sehingga dapat mereduksi kerugian yang ditimbulkan dari bencana banjir. Sedangkan, Embung Sudirman akan mengurangi luasan genangan, tinggi genangan dan lama genangan.
"Itu bagian dari solusi untuk mengurangi dampak negatif bencana banjir yang kerap melanda di Kelurahan Tigaraksa dan 3 desa lain yakni Pematang, Pasir Nangka dan Pete," jelasnya.
3. Pengembang di Bitung juga bangun kolam retensi

Sementara itu, salah satu pengembang di Kawasan Curug, Kabupaten Tangerang, Paramount Petals, juga membangun sistem drainase terintegrasi untuk penanggulangan banjir di kawasan tersebut. Di antaranya kolam retensi (flood retention pond) dengan kapasitas yang sangat memadai dan terhubung dari South Petals ke West Petals, penampung air (long storage) yang terintegrasi untuk menampung debit air hujan, hingga saluran median jalan (box culvert) yang berada di sepanjang kawasan utara Paramount Petals hingga area tol.
"Paramount Petals juga secara aktif melakukan perbaikan drainase dan saluran air eksisting di lingkungan masyarakat sekitar," kata Chrissandy Dave, Direktur Sales & Marketing Paramount Land.
Selain penanganan banjir, pihaknya juga membangun infrastruktur untuk peningkatan ekonomi, sosial, hingga lingkungan yang tak hanya untuk warga di dalam Paramount Petals seluas 400 hektare, namun juga untuk warga sekitarnya.
"Kami memprioritaskan pembangunan awal pada beragam infrastruktur dan utilitas dasar kota, meliputi air bersih, listrik, gas, sanitasi, jaringan fisik lainnya, hingga drainase dan pembuangan limbah, begitu juga dengan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, dan fasilitas publik lainnya," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga membangun sarana jalan umum yang bisa dilintasi oleh masyarakat sekitar yang bisa menghubungkan antar desa di kawasan Bitung dan Curug. Pengerjaan akses jalanan boulevard yang menyambungkan tiga zona utama, yakni South Petals, West Petals, dan North Petals, dilakukan secara paralel dengan pembukaan akses-akses baru ke jalanan umum.
"Seperti akses gerbang utama dan gerbang South Junction yang menyambung ke Jalan Raya Curug," tuturnya.
Salah satu yang paling terlihat, yakni pembangunan akses tol langsung Jakarta-Merak KM 25 yang ditargetkan selesai akhir tahun 2025. Saat ini pekerjaan konstruksi difokuskan pada pembetonan dan pengerjaan jalan boulevard utara, gerbang tol, dan flyover.
"Akses tol langsung ini akan membuka aksesibilitas wilayah yang saat ini belum maksimal, mengurai kemacetan terutama di persimpangan lalu lintas Bitung, serta meningkatkan nilai kawasan, sosial-ekonomi, hingga lingkungan khususnya di wilayah Paramount Petals dan sekitarnya," pungkasnya.