Tampar Siswa yang Merokok, Kepsek SMAN 1 Cimarga Bakal Dinonaktifkan

- Gubernur Banten memerintahkan penonaktifan kepala sekolah SMAN 1 Cimarga
- Andra klaim siap menjamin keamanan di dunia pendidikan dengan koordinasi antara Sekda, Dindik Banten, dan BKD
- Kasus penamparan siswa oleh kepala sekolah dilaporkan ke polisi setelah siswa merokok dan ditampar oleh kepala sekolah
Serang, IDN Times – Gubernur Banten, Andra Soni, memastikan telah memerintahkan agar Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak bernama Dini Vitria segera dinonaktifkan sementara dari jabatannya. Langkah itu diambil menyusul viralnya dugaan kasus penamparan siswa oleh kepala sekolah.
“Itu sedang kami proses untuk dinonaktifkan,” kata Andra saat dikonfirmasi, Selasa (14/10/2025).
1. Andra klaim siap menjamin keamanan di dunia pendidikan

Ia menjelaskan, penonaktifan akan dilakukan melalui koordinasi antara Sekretaris Daerah (Sekda), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Banten, serta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sesuai mekanisme kepegawaian yang berlaku.
Menurutnya, tindakan cepat itu merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah untuk menjaga integritas dan keamanan lingkungan pendidikan di Banten.
“Lebih jelasnya nanti ke Pak Sekda atau Dindik. Saya sudah perintahkan,” katanya
2. Kini kasus penamparan siswa dilaporkan ke polisi

Sebelumnya, kasus dugaan penamparan siswa oleh Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Vitria sudah ditangani Polres Lebak. Keluarga korban telah melapor ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lebak pada Jumat, 10 Oktober 2025. Kini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
“Iya, benar kami sudah menerima laporannya pada Jumat oleh ibu dan korban,” kata Kanit PPA Satreskrim Polres Lebak, Ipda Limbong.
3. Berawal dari teguran siswa merokok

Untuk diketahui, peristiwa bermula ketika Dini menegur seorang siswa kelas XII yang kedapatan merokok di area sekolah. Saat ditegur, siswa tersebut menolak mengakui perbuatannya.
Dini mengaku menampar siswa secara spontan karena kecewa terhadap sikap tidak jujur siswa tersebut. Ia membantah melakukan kekerasan dan menyebut tamparan itu “pelan, hanya sebagai bentuk penegasan disiplin”.
Namun, keluarga korban tidak menerima tindakan tersebut dan memilih melaporkan Dini ke polisi.
Insiden itu memicu aksi mogok sekolah oleh sekitar 630 siswa SMAN 1 Cimarga pada Senin, 13 Oktober 2025. Para siswa menolak masuk kelas sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah yang dianggap berlebihan.