Gubernur Banten Buka Lowongan 20 Jabatan Struktural di Dinkes

03 Jun 2021, 08:27 WIB

Dok. Humas Pemprov Banten

Serang, IDN Times - Gubernur Banten Wahidin Halim membuka lowongan 20 jabatan struktural di Dinas Kesehatan Provinsi Banten yang ditinggalkan pasca pengunduran diri jamaah. Jabatan yang ditawarkan kepala bidang dan kepala seksi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.

Pendaftaran sendiri sudah mulai dibuka hari ini, Kamis (3/6/2021) hingga Jumat (4/6/2021) besok.

"Saya umumkan bagi ASN di yang yang ada di kota/kabupaten maupun Provinsi Banten, sesuai dengan pendidikan maupun profesinya," kata Wahidin melalui siaran pers.

1. Siapa yang berminat mengisi kekosongan?

Ilustrasi ASN. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Dia menyampaikan, kesempatan itu dibuka untuk mengisi kekosongan 20 jabatan struktural yang ditinggal pejabatnya yang mengundurkan diri secara sekaligus.

Kendati demikian hingga sat ini surat pengunduran diri puluhan pejabat tersebut masih dalam proses oleh Gubernur Banten.

"(Posisi) yang ditinggal oleh sekdis (sekretaris dinas), kabid (kepala bidang) dan kasi (kepala seksi) yang kosong. Dibuka kesempatan bagi saudara yang berminat untuk mengisi kekosongan jabatan itu," katanya.

2. Tunjangan yang besar akan diberikan kepada pelamar yang lolos

Ilustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Wali Kota Tangerang itu mengatakan, mereka yang menjabat sebagai pejabat eselon di Pemprov Banten akan diberi tunjangan kinerja (tukin) yang dinilai besar. Tunjangan kinerja (tukin) untuk pejabat eselon IV sekitar Rp19 juta per bulan, eselon III Rp30 juta per bulan.

"Eselon IIB Rp40 juta, jadi cukup harusnya diimbangi dengan kinerja. Silakan yang berminat sesuai dengan bidang-bidang yang ada di situ saya berikan kesempatan," katanya.

3. Sebanyak 20 pejabat mengaku mengundurkan diri karena ada tekanan

Dok. Istimewa/

Diberitakan sebelumnya, seluruh pejabat eselon di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Banten ramai-ramai mengundurkan diri. Mereka mengaku kecewa dengan penetapan tersangka LS selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian dalam kasus pengadaan masker tidak ada upaya perlindungan dari pimpinan.

Mereka mengaku selama ini bekerja ditengah tekanan dan intimidasi dari pimpinan, padahal sudah bekerja maksimal. Kondisi tersebut membuat mereka bekerja dengan tidak nyaman dan penuh ketakutan.