HUT ke-24, Banten Masih Dibayangi Pengangguran dan Kemiskinan

- Angka pengangguran dan kemiskinan masih tinggi di Provinsi Banten, dengan tingkat kemiskinan masih 6% dan pengangguran menempati posisi pertama se-Indonesia.
- Pemprov Banten diminta membuka keran investasi untuk mengatasi pengangguran, sambil meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
- Pendidikan perlu dipercepat, karena angka partisipasi sekolah di Banten masih di bawah rata-rata nasional. Selain itu, pemerataan layanan kesehatan juga perlu ditingkatkan.
Serang, IDN Times - Anggota DPRD Banten, Yeremia Mendrofa mengatakan, tingginya angka pengangguran dan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah Provinsi Banten. Kedua masalah itu masih membayang-bayangi daerah yang hari ini, Jumat (4/10/2024) berulang tahun ke 24 tahun.
Anggota DPRD dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyebut, angka kemiskinan di Banten masih berada di level 6 persen. Hal ini berkaitan juga dengan angka pengangguran yang dalam dua tahun terakhir ini Banten menempati posisi pertama se-Indonesia.
“Pemerintah harus membuat program-program kerakyatan dalam rangka kita mengentaskan kemiskinan ekstrem di Provinsi Banten bisa rendah, bisa nol kemiskinan ekstrimnya," kata Yeremia saat dikonfirmasi.
1. Pemprov Banten diminta membuka keran investasi

Untuk mengatasi pengangguran, Yeremia menilai, Pemprov Banten harus membuka keran investasi, khususnya padat karya sembari meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan.
"Tentu harus banyak program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, khususnya ekonomi yang kurang mampu,” katanya.
2. Perlu ada akselerasi di bidang pendidikan

Menurutnya, pendidikan ini adalah bidang yang perlu untuk dilakukan akselerasi, karena kondisi saat ini angka partisipasi sekolah di Banten masih berada di bawah angka rata-rata nasional.
“Ini perlu untuk dibenahi agar cita-cita untuk menuju Indonesia Emas 2045 itu bisa tercapai dengan menjadikan anak-anak di Banten ini unggul, sehat, dan cerdas," katanya.
3. Pemerataan layanan kesehatan dinilai masih jauh harapan

Selanjutnya, perihal kesehatan. Kata Yeremia, pemerataan layanan kesehatan di Banten masih jauh dari harapan. Apalagi, saat ini Banten memiliki angka stunting yang lumayan banyak, yaitu 24 persen anak.
"Kita perlu memperkecil gap pembangunan yang ada di Provinsi Banten dengan melakukan intervensi agar pemerataan pembangunan bisa terlaksana hingga ke ujung selatan Banten," katanya.