Ada Gelombang Tinggi, Warga Diminta Tidak Berenang di Pantai Selatan

Ada warga yang meninggal karena terseret ombak

Lebak, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak meminta warga tidak berenang di pesisir pantai selatan. Saat ini, gelombang tinggi tengah melanda perairan Samudera Hindia. 

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi prihatin dengan kasus warga yang terseret ombak di pantai ini. "Ada warga yang terseret gelombang di pantai selatan, tepatnya di Karang Seke, Binuangeun, hingga seorang meninggal dan dua ditemukan dengan kondisi selamat," kata dia. 

BPBD Lebak terus mengoptimalkan imbauan-imbauan agar masyarakat tidak berenang di pantai selatan guna mencegah kecelakaan laut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini atas gelombang tinggi berpotensi terjadi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten dan Samudera Hindia selatan Banten.

Cuaca buruk itu diperkirakan menyebabkan ketinggian gelombang pantai selatan meliputi Pantai Binuangeun, Panggarangan, Sukamaju, Bagedur, Cihara, Bayah, Pulau Manuk, Sawarna hingga Tanjung Panto antara 2,5 hingga 3 meter.

Baca Juga: Pasca Lebaran, Lokasi Wisata di Pandeglang Ini Nekat Buka

1. Sebetulnya, pemerintah daerah sudah melarang warga mendatangi objek wisata di tengah pandemik COVID-19

Ada Gelombang Tinggi, Warga Diminta Tidak Berenang di Pantai Selatan(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Di tengah pandemik COVID-19, pemerintah daerah sebetulnya sudah melarang warga untuk mendatangi tempat wisata di liburan Lebaran tahun ini. Namun, kata Kaprawi, masih saja ada warga yang membandel. 

Akibatnya, ada warga yang berenang hingga terseret sehingga memakan korban jiwa. "Kami berharap warga tidak berenang di sekitar pantai selatan karena sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kecelakaan laut," kata Kaprawi.

2. Pesisir pantai selatan memiliki karakter yang berbeda

Ada Gelombang Tinggi, Warga Diminta Tidak Berenang di Pantai SelatanANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Ia menjelaskan cuaca pesisir pantai selatan yang berhadapan langsung perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Selat Sunda bagian utara.

Gelombang karakter pantai selatan cukup tinggi juga banyak karang-karang, sehingga berbahaya bagi pengunjung yang berenang di sekitar pantai itu.

"Kami berharap warga mematuhi imbauan kami dengan tidak berenang di sekitar pantai," katanya.
 

Sementara itu, Ketua Balawista Kabupaten Lebak Mumu Mahmudi mengatakan pihaknya sangat mendukung objek wisata di pesisir pantai selatan ditutup guna mencegah kecelakaan laut menyusul gelombang tinggi dan angin cukup kencang.

"Kami minta semua masyarakat dapat menaati larangan penutupan objek wisata pantai," katanya.

2. Basarnas menemukan warga yang terseret ombak dalam keadaan meninggal

Ada Gelombang Tinggi, Warga Diminta Tidak Berenang di Pantai Selatanantaranews

Peristiwa kecelakaan laut tersebut terjadi Selasa (26/5) siang. Sebanyak tiga warga Pandeglang berenang di sekitar Pantai Sake dan terseret ombak, dan dua korban yakni Yudi (36) dan Aji (16) dapat diselamatkan. Namun, satu korban lainnya Humaedi (23) hilang.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Provinsi Banten kemudian mencari korban. Kepala Basarnas Banten, Muhammad Zaenal Arifin mengatakan, tim gabungan berhasil menemukan korban kecelakaan laut, Rabu (26/5) pukul 06.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia.

"Kami menemukan jasad Humaedi warga Pandeglang itu tidak jauh dari lokasi tempat kejadian perkara (TKP)," kata

Kemungkinan korban tidak bisa berenang, sehingga mereka begitu cepat hilang saat diterjang ombak. "Kami mengevakuasi jenazah Humaedi itu ke rumah orangtua di Pandeglang untuk dimakamkan di kampung halaman," katanya menjelaskan.

Ia kembali mengimbau warga agar tidak berenang di sekitar pantai pesisir selatan Kabupaten Lebak sehubungan cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi juga disertai angin kencang.

Cuaca buruk tersebut tentu sangat berpotensi terjadi kecelakaan laut khususnya warga yang berenang di sekitar pantai.

Baca Juga: [LINIMASA] Banten Melawan COVID-19 di Jilid 3

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya