Jangan Anggap Remeh Mendengkur, Bisa Berujung Kematian!

- Mendengkur bisa berujung pada masalah kesehatan jangka panjang
- Penyembuhan dengkur dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
- Metode penyembuhan dengkur lebih minim risiko dan efektif untuk kualitas hidup pasien
Tangerang, IDN Times - Mendengkur atau mengorok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan hal yang sepele. Namun, nyatanya mendengkur merupakan awal dari berbagai masalah kesehatan yang tersembunyi.
Dokter Spesialis Saraf Ahli Gangguan Tidur, Dinda Larastika Riyanto mengungkapkan, mendengkur merupakan tanda tertutupnya jalan napas manusia. Makanya, jika orang yang sedang mendengkur terkadang terbangun batuk karena jalan napas tertutup total. Sehingga otak memerintahkan tubuh untuk bangun dan kembali bernapas.
"Saluran pernapasan tertutup menyebabkan tekanan darah tinggi, harus ada mekanisme tertentu agar bisa bangun kembali, switchnya ini yang penting apakah fungsi batang otaknya baik, jantungnya baik? Kalau tidak, maka bisa saja otaknya tidak memerintahkan tubuhnya bernapas kembali, hingga menyebabkan kematian saat tidur," ungkapnya, Minggu (5/10/2025).
1. Akumulasi akibat terganggunya jalan napas juga berbahaya

Sementara itu, Dokter spesialis THT RS Mandaya Royal Puri, Abdillah Hasbi Assadyk mengungkapkan, sinusitis kronis, radang amandel, hingga Obstructive Sleep Apnea (OSA) bisa ditandai dengan mendengkur. Jika terus-terusan tidak ditangani, mendengkur bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang.
"Mendengkur merupakan salah satu tanda penyempitan jalan napas, sehingga menyebabkan oksigen yang masuk ke otak sedikit saat sedang tertidur," kata Abdillah.
Abdillah menuturkan, jika mendengkur dibiarkan bertahun-tahun dan tidak ditangani, maka kekurangan oksigen yang masuk di otak akan semakin banyak dan terakumulasi bertahun-tahun. Hal tersebut pun menyebabkan gangguan fungsi otak.
"Bahkan, bisa juga sampai mengganggu fungsi jantung, jika terakumulasi akan bisa menyebabkan henti jantung," ungkapnya.
2. Menyembuhkan dengkur bisa dilakukan dengan berbagai macam cara

Abdillah menuturkan, untuk bisa menghilangkan orang dari mendengkur, harus dilakukan berbagai macam pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari suara dengkuran berasal. Jika dipastikan dengkuran berasal dari penyempitan jalan napas atas, maka bisa dilakukan berbagai intervensi, mulai dari yang operatif maupun non-operatif.
Bekerja sama dengan Ultrastructural Biophysics Research Institute (UBRI), sebuah lembaga riset medis terkemuka dari Italia, salah satu teknologi utama yang ada di Pusat Terpadu Penanganan Sinus dan Dengkuran RS Mandaya Royal Puri ini adalah balloon sinuplasty, prosedur revolusioner yang bekerja dengan memasukkan balon kecil ke dalam hidung untuk membuka saluran sinus yang tersumbat tanpa memerlukan operasi besar. Dibandingkan metode konvensional, teknik ini menawarkan risiko perdarahan lebih rendah, rasa sakit yang minimal, serta pemulihan yang lebih cepat.
"Prosedurnya singkat, hanya sekitar 15–20 menit, tanpa sayatan besar, dan pasien bahkan dapat langsung pulang setelah tindakan," katanya.
Selain itu, pusat ini juga menghadirkan Quantum Molecular Resonance (QMR), teknologi berbasis gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk mengatasi Obstructive Sleep Apnea. QMR bekerja dengan cara mengecilkan jaringan berlebih yang menyumbat saluran napas secara presisi tanpa merusak jaringan sehat. Prosesnya cepat, minim rasa sakit, dan hasilnya nyata, sehingga pasien dapat kembali bernapas lega dan tidur dengan lebih nyaman.
Untuk pasien dengan masalah radang amandel, tersedia teknologi plasma coblation, yang memanfaatkan energi plasma bersuhu rendah untuk mengurangi jaringan bermasalah tanpa merusak jaringan sehat.
"Dengan metode ini, dokter dapat melakukan tonsilotomi, yaitu mengangkat hanya bagian amandel yang bermasalah sehingga fungsi alami amandel sebagai sistem imun tetap terjaga," tuturnya.
3. Metode ini lebih minim resiko

Keunggulannya meliputi perdarahan yang minimal, rasa sakit lebih ringan, masa pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan operasi konvensional, dan bahkan pasien bisa langsung makan 3 jam pasca
tindakan. Selain itu, Dokter Abdillah juga menjalani pelatihan langsung di Centro Businco yang merupakan pusat spesialis THT terkemuka di Italia, di bawah bimbingan, Prof Lino Di Rienzo Businco.
Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, Ben Widjaja mengungkapkan, pihaknya ingin mengedukasi masyarakat bahwa masalah mendengkur merupakan hal yang serius dan tidak sepele. Di mana, permasalahan mendengkur bisa dalam memperburuk kualitas tidur diri sendiri maupun keluarga terdekat.
"Mungkin hal ini tidak semematikan serangan jantung, tapi seberapa banyak orang yang mempunyai kondisi seperti ini menurut saya jadi, 60 persen mungkin pasti ada," tuturnya.
Selain itu, teknologi yang digunakan untuk menangani dengkuran di Indonesia juga masih konvensional yang dipakai sejak tahun 1980-an. Hadirnya teknologi-teknologi ini adalah bukti komitmen Mandaya dalam memberikan solusi modern yang aman dan nyaman.
“Pemulihan lebih cepat, nyeri berkurang, dan hasilnya lebih efektif untuk kualitas hidup pasien,” kata Ben.