Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya
Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Intinya sih...
  • Perbandingan kanker payudara pada pria yakni 1 banding 100
  • Kanker payudara para pria biasanya terjadi di usia lanjut
  • Ini ciri-ciri kanker payudara pada pria
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang, IDN Times - Kanker payudara menjadi momok tersendiri bagi para perempuan di Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa kanker payudara juga bisa dialami oleh pria?

Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD mengungkapkan, kanker payudara bisa terjadi kepada siapa saja yang memiliki kelenjar payudara. "Laki-laki juga bisa kena kanker payudara, karena laki-laki juga punya kelenjar payudara seperti wanita, meskipun kecil," kata Sonar, Minggu (12/10/2025).

1. Perbandingan kanker payudara pada pria yakni 1 banding 100

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya
Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sonar menyebut, perbandingan kanker payudara pada pria yakni 1:100. Di mana, setiap 100 perempuan mengidap kanker payudara, dibandingkan 1 pria terkena kanker payudara.

"Memang angkanya tetap lebih besar wanita, tapi resiko tetap ada pada pria dan itu sering kali diabaikan," jelasnya.

2. Kanker payudara para pria biasanya terjadi di usia lanjut

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya
Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Meski begitu, Sonar menyebut, kanker payudara pada pria jarang terjadi di usia muda, melainkan pada mayoritas kasus pasiennya sudah di atas 50 tahun.

"Jadi kalau pada perempuan kan banyak di atas 40 tahun-an, kalau laki-laki di atas usia 50 tahun," ungkapnya.

Selain itu, berbagai macam faktor resiko juga bisa menjadi pencetus munculnya kanker payudara pada pria, seperti adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara, obesitas, mengkonsumsi alkohol, terapi hormon, gaya hidup, termasuk merokok.

Pencegahan pun penting dilakukan sedini mungkin dengan CERDIK, yakni cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok dan polusi, rajin olahraga, diet berimbang rendah lemak kurangi karbohidrat, istirahat cukup, dan kelola stres.

"Pencegahan sangat penting karena 43 persen kasus kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat, terutama menghindari asap rokok baik aktif maupun pasif," jelasnya.

3. Ini ciri-ciri kanker payudara pada pria

Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sonar menuturkan, ciri-ciri terjadinya kanker payudara pada pria mirip seperti yang dialami perempuan, yakni adanya benjolan pada area payudara, ketiak, atau di bawah tulang selangka dada yang tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, terdapat juga tekstur kulit area sekitar payudara berubah seperti kulit jeruk.

"Lalu, puting seperti tertarik ke dalam, puting mengeluarkan cairan, dan kalau sudah parah menimbulkan luka terbuka," jelasnya.

Adapun, Sonar menuturkan, pencegahan memburuknya kasus kanker payudara pada pria juga harus dilakukan, seperti adanya periksa payudara sendiri (Sadari). Di mana, pria bisa memeriksa dengan menggunakan 4 jari dengan berbagai gerakan, baik melingkar, horizontal, vertikal untuk meraba seluruh bagian payudara untuk mengetahui adanya benjolan atau tidak.

Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga yang memiliki kanker payudara, maka bisa melakukan kontrol rutin ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan mendalam. Pasalnya, jika kanker payudara diketahui sebelum adanya gejala, maka bisa disembuhkan 100 persen tanpa menimbulkan efek jangka panjang.

"Nanti akan dilakukan USG oleh dokter," tuturnya.

4. Kanker payudara pada perempuan jadi pembunuh nomor 1 di Indonesia

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya
Sonar Soni Panigoro, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Eka Hospital BSD (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Sementara itu, untuk kasus kanker payudara pada perempuan, masih menempati pembunuh peringkat 1 du Indonesia, yakni dengan 23.140 kasus baru setiap tahunnya. Di mana, 200 juta kasus yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi lanjut.

"Sayangnya, jika kanker payudara sudah ada gejala, maka biasanya sudah dalam stadium di atas 3. Sehingga proses penyembuhan akan lebih kompleks dan kemungkinan sembuh 100 persen juga menjadi lebih rendah," tuturnya.

Jika seseorang mengalami kanker payudara, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, baik itu menggunakan salah satu atau mengkombinasikan beberapa cara pengobatan, yakni pembedahan (operasi) denvan mengangkat tumor, bisa berupa pengangkatan sebagian (lumpektomi) atau seluruh payudara (mastektomi) dan radioterapi menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa setelah operasi.

Lalu ada juga kemoterapi dengan menggunakan obat untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh, terapi hormon dan terapi target yakni engobatan yang lebih spesifik berdasarkan karakteristik biologis sel kanker.

"Pendekatan pengobatan kanker payudara saat ini mengedepankan penerapan multidisiplin. Artinya, pasien ditangani bersama-sama oleh tim dokter dari berbagai spesialisasi (Bedah Onkologi, Onkologi Medis, Radiologi, Patologi Anatomi, dan Rehabilitasi Medik) untuk merancang rencana perawatan yang paling efektif dan terpersonalisasi," tuturnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Banten

See More

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Pria, Ini Faktor Risikonya

12 Okt 2025, 15:30 WIBNews