Balita dengan Gizi Buruk Meningkat di Kabupaten Serang

Angka stunting capai 12.208 kasus

Serang, IDN Times - Dinas Kesehatan menemukan 223 kasus balita dengan gizi buruk di Kabupaten Serang sepanjang tahun 2019. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya. 

"Data 2018 ada 201 kasus gizi buruk di Serang," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Agus Sukmayadi pada Jumat (14/2).

Baca Juga: Tinggi, 40 Persen Balita di Lebak Derita Stunting

1. Kecamatan Kramatwatu menjadi daerah penyumbang kasus balita gizi buruk terbanyak

Balita dengan Gizi Buruk Meningkat di Kabupaten SerangUpaya pencegahan stunting (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Agus mengatakan, sebanyak 223 kasus balita yang mengalami gizi buruk tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Serang. Kecamatan Kramatwatu menjadi daerah penyembang terbanyak angka gizi buruk, yakni 17 kasus.

Angka gizi buruk diperkirakan akan meningkat di bulan penimbangan pada Agustus mendatang. "Di bulan penimbangan (Agustus) kita akan telusuri terus. Di bulan penimbangan kita biasanya totalitas sekaligus pendataan. Biasa sweeping di sekolah yang masih balita juga," katanya.

2. Angka stunting capai 12.208 kasus

Balita dengan Gizi Buruk Meningkat di Kabupaten Serangkorankaltara.com

Sementara, untuk angka anak penderita stunting di Kabupaten Serang mencapai 12.208 kasus. Jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya tercatat sebanyak 19.032 kasus.

"Berbagai faktor penyebab, pertama masalah asupan gizi, tidak terjaganya kebersihan lingkungan tempat tinggal anak, serta buruknya fasilitas sanitasi dan akses air bersih," kata Agus.

3. Pemkab tetapkan status KLB

Balita dengan Gizi Buruk Meningkat di Kabupaten SerangIlustrasi Posyandu. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Serang telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap penangan kasus gizi di Kabupaten Serang. Gizi buruk di Serang mayoritas dibarengi dengan penyakit penyertanya, seperti TBC, kusta, diare, dan jantung.

"Itu benar-benar bukan hanya PR nya (masalah) gizi), tapi dampak dari kesehatan lingkungannya. Lingkungan kurang baik dan ada keadaan ekonomi di bawah garis," katanya.

Baca Juga: SKPD Pemkot Serang Masih Ngontrak, DPRD Minta Pemkab Kembalikan Aset

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya