Kisah Usman Warga Tangerang, Kehilangan Kaki Kiri Karena Infeksi

- Usman kehilangan kaki kirinya dan hidup tanpa kaki selama 1 tahun
- Istri Usman menjadi tulang punggung keluarga, sementara Usman menerima kaki palsu
- Bandara Soekarno-Hatta memberikan 101 kaki palsu kepada warga disabilitas sepanjang tahun 2025
Tangerang, IDN Times - Seorang pria paruh baya, Usman asal Kelurahan Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkena infeksi tulang hingga kakinya membusuk. Selama 1 tahun, Usman berjuang berobat untuk mempertahankan kaki kirinya. Namun Tuhan berkehendak lain. Kaki yang ia pertahankan mati-matian agar tetap bisa 'normal' tersebut harus ia relakan diamputasi 1 tahun lalu. Padahal, saat itu, Usman sedang bekerja di sebuah pabrik untuk menafkahi istri dan anaknya.
"Sakit 3 tahun lalu, berobat sudah ke mana-mana selama 1 tahun tapi engga juga sembuh, akhirnya dokter bilang harus diamputasi," kata Usman saat menerima bantuan kaki palsu dari InJourney Airports Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (16/10/2025).
1. Usman hidup tanpa kaki kirinya selama 1 tahun

Usai diamputasi, dunia Usman terasa runtuh. Ia yang hidup di lingkungan tak ramah disabilitas dan tak juga pernah terbayangkan menjadi disabilitas jadi hilang arah. Tak terbayang apa yang harus ia lakukan untuk mencari nafkah bagi anak istrinya.
"Setelah sakit itu, jadi tidak kerja apa-apa, dari tempat kerja di pabrik pun sudah engga bisa lagi karena ga diterima kalau disabilitas seperti saya," tuturnya.
2. Istri Usman jadi tulang punggung keluarga

Usman memiliki istri yang setia mendampingi di saat terberat dalam hidupnya, yakni Subur Humairoh (37).
Selama Usman sakit, Humairoh pasang badan menjadi tulang punggung keluarga. Ia menjadi buruh pemilah biji plastik di sebuah industri rumahan pengolahan limbah plastik di dekat kediamannya.
"Biaya makan sehari-hari dari istri, semenjak sakit," kata Usman.
Humairoh pun mengaku ikhlas dan akan tetap setiap mendampingi sang suami menjalani hari-hari berat tersebut. Sang putri semata wayangnya pun juga masih tetap bersekolah di sebuah sekolah negeri yang tak dipungut biaya.
"Saya menganggap ini musibah dan ujian," tuturnya.
3. Usman dapat kaki palsu

Selama 1 tahun mobilisasi dengan tongkat jalan, Usman akhirnya dihubungi oleh pihak Kecamatan Kosambi mengenai adanya bantuan kaki palsu dari Bandara Soekarno-Hatta. Ia pun lantas mendaftarkan diri dan menjadi salah satu pihak yang menerima kaki palsu tersebut.
Usai mendapat kaki palsu, Usman pun berencana akan mencari modal untuk membuka usaha di rumah. Pasalnya, untuk bekerja di pabrik seperti keahliannya dahulu sudah tak memungkinkan.
"Kalau usaha kan bisa kami atur sendiri di rumah, ya misal warung-warung kecil supaya istri tidak jadi buruh pilah biji plastik lagi," jelasnya.
4. Ada 101 kaki palsu yang diberikan Bandara Soetta sepanjang tahun 2025

General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Heru Karyadi mengungkapkan, ada 101 kaki palsu yang diberikan kepada warga disabilitas sepanjang tahun 2025. Bantuan tersebut ditujukan untuk masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta yakni wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang.
"Karena 2 wilayah tersebut betul-betul mengapit Bandara Soekarno-Hatta dan berkontribusi untuk keamanan operasional bandara," ungkapnya.
Selain pemberian kaki palsu, terdapat juga 24 pemuda-pemudi yang mendapat pelatihan untuk sertifikasi keahlian kebandarudaraan bekerja sama dengan InJourney Aviation Services Support (IASS) dan Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug. Mereka berasal dari 5 kecamatan yang berada di sekitar Bandara Soetta dan telah melalui proses seleksi.
"Mereka akan diberi pelatihan selama 26 hari dan akan diserap oleh IASS, ini salah satu bentuk tanggung jawab kami untuk generasi emas di sekitar Bandara Soetta," jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan bantuan untuk 3 keluarga penerima bedah rumah, lalu perbaikan musala dan fasilitas umum, serta perbaikan ruang kelas di sekolah dan pesantren yang ada di sekitar Bandara Soetta tersebut.