Serang, IDN Times - Ratusan hektare sawah di wilayah Provinsi Banten gagal panen usai diterjang bencana banjir yang merendam tanah Jawara dalam empat bulan terakhir periode bulan Desember 2022 hingga Maret 2023.
Data tersebut berdasarkan hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terhadap komoditas padi yang terdampak bencana banjir.
Kepala BPBD Banten Nana Suryana mengatakan, setidaknya ada 968,66 hektare (ha) sawah yang mengalami gagal panen. Luasan tersebut tersebar di lima daerah di Provinsi Banten. Kelima daerah itu yakni Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tanggerang, dan Kota Serang.
"Pada rapat itu kita melakukan sinkronisasi data terutama data lahan pertanian yang mengalami puso akibat banjir," kata Nana saat dikonfirmasi, Senin (27/3/2023).
Nana menyampaikan total ada sekitar ada 6.2147 ha lahan pertanian yang terdampak oleh banjir dengan 968,66 ha lahan padi mengalami puso atau gagal panen.
Berdasarkan data yang ada, dari lima daerah yang terdampak, Kabupaten Pandeglang mengalami kerugian paling banyak dengan total lahan terkena banjir mencapai 3869,5 ha yang mana, 430 ha diantaranya mengalami puso.
“Data awal memang yang tersampaikan ke BNPB itu baru dari kabupaten Pandeglang tapi setelah kita lakukan koordinasi ternyata ada di beberapa Kabupaten Kota juga yang belum masuk," katanya.
Data persawahan gagal panen itu akan disampaikan ke BNPB untuk diusulkan mendapatkan program penanganan gagal panen akibat bencana banjir.
"Ini di seluruh Indonesia, bukan hanya di Banten,” katanya.