Wamen: Banten Urutan 8 Penyumbang Penduduk Miskin Ekstrem

- Provinsi Banten masuk delapan besar penyumbang angka kemiskinan ekstrem di Indonesia
- Kemensos akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam percepatan pengentasan kemiskinan
- Sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan penting untuk menciptakan masyarakat mandiri dan produktif
Serang, IDN Times - Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono mengungkap bahwa Provinsi Banten masuk delapan besar penyumbang angka kemiskinan ekstrem di Indonesia. Sebanyak 3,73 persen warga miskin Indonesia, ada di Banten.
Oleh karena itu, kata dia Kemensos akan mengajak perguruan tinggi untuk berkolaborasi dalam percepatan pengentasan kemiskinan.
"Kemensos kan tidak bisa kerja sendirian. Kami berkolaborasi dengan kementerian-kementerian yang lain, dengan lembaga-lembaga yang lain, termasuk dengan kampus," kata Agus Jabo di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Rabu (23/4/2025).
1. Pemerintah target 0 persen miskin ekstrem pada tahun 2026

Agus menegaskan, sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang mandiri dan produktif. Menurut Agus, Presiden Prabowo menargetkan kemiskinan ekstrem yang jumlahnya sekitar 3,17 juta orang selesai atau 0 persen di tahun 2026. Sedangkan kemiskinan secara umum harus ditekan hingga di bawah 5 persen pada 2029.
Agus juga menilai, kampus memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan karena memilikiKampus punya program atau lembaga pengabdian untuk menciptakan masyarakat mandiri.
"Kami ingin masyarakat tidak terus-menerus mengandalkan bantuan sosial, tapi bisa mandiri dan sejahtera," katanya.
2. Program Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih bagian dari pengentasan kemiskinan

Agus juga menjelaskan program seperti Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih telah diluncurkan sebagai bagian dari strategi pemotongan rantai kemiskinan. Sekolah rakyat bahkan dirancang dalam bentuk boarding school untuk mencetak agen perubahan di komunitas.
Terkait indikator kemiskinan, Agus menjelaskan bahwa pemerintah saat ini menggunakan data tunggal sosial ekonomi nasional yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"BPS membagi masyarakat dalam desil. Kemiskinan ekstrem ditandai pengeluaran individu kurang dari Rp400.000 per bulan, sedangkan miskin di bawah Rp600.000," katanya.
3. Kemensos telah membuat desa binaan di Banten sebagai permodelan
.jpg)
Untuk wilayah Banten, Kemensos telah memulai permodelan program pemberdayaan masyarakat di Desa Telaga, Kecamatan Waringinkurung. Di sana dilakukan perbaikan sanitasi, pembersihan sungai, hingga pembenahan dapur dan WC warga.
Pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Gubernur Banten agar program pengentasan kemiskinan bisa terintegrasi secara luas di seluruh provinsi.
"Tentunya nanti kami akan berkoordinasi dengan Gubernur Banten, tadi juga Wakil Gubernurnya sudah memberikan ruang ya, supaya kami nanti berkolaborasi untuk membicarakan pengentasan kemiskinan secara umum di Provinsi Banten," katanya.