TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

25 Warga Banten di Papua Sudah Terdata, Hanya 23 yang Dipulangkan

Dua orang memilih menetap di Papua

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Serang, IDN Times - Jumlah warga Banten terdampak kerusuhan Wamena, Papua terdata ada 25 orang. Jumlah tersebut merupakan hasil penyisiran hingga hari kedua di posko-posko pengungsian di Papua.

Baca Juga: Panglima TNI dan Sejumlah Menteri Akan Segera Kunjungi Wamena

1. Tim Kemanusiaan Pemprov Banten: Kita pulangkan 23 jiwa, dua tetap di Sentani

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Namun setelah dilakukan pendataan, hanya 23 orang yang mau dipulangkan ke Banten. Dua orang sisanya tetap bertahan di rumah keluarganya di Sentani karena alasan pekerjaan.

“Yang kita pulangkan 23 jiwa, dan yang dua tetap di sini bersama keluarganya di Sentani,” kata Ketua Tim Kemanusiaan Pemprov Banten E Kusmayadi, di posko Kemanusiaan Provinsi Banten di Sentani, Jayapura, dalam siaran pers yang diterima di Serang, Jumat, (4/10).

2. Yang menetap di Papua dapat santunan Rp5 juta

ANTARA FOTO/Arnas Padda

Kusmayadi menjelaskan, 23 warga Banten tersebut akan dipulangkan secara bertahap dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan pada Minggu (6/10) sebanyak 21 orang, dan gelombang kedua pada Senin (7/10) sebanyak dua orang.

"Yang bertahan di sini kita berikan santunan sebesar Rp5 juta," kata dia.

Bantuan tersebut, kata Kusmayadi, sebagai bentuk perhatian Pemprov Banten kepada warga Banten. Saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, para warga yang dipulangkan akan disambut langsung oleh Gubernur Banten Wahidin Halim.

"Ini bentuk perhatian Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur kepada masyarakatnya di mana pun mereka berada,” kata dia.

3. Satu dari dua orang yang bertahan di Papua merupakan pengajar

(Warga mengungsi dari Wamena) ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Kusmayadi menerangkan, setelah kepulangan nanti Pemprov Banten akan berkoordinasi dengan Pemkab Serang dan Pemkot Serang untuk dilakukan pembinaan perekonomian lebih lanjut, agar mereka yang dipulangkan memiliki usaha di kampung halaman.

Lebih lanjut, Kusmayadi menjelaskan, di antara dua orang yang tidak pulang ke Banten tersebut lantaran memilih ikut keluarganya di Sentani, Jayapura. Sementara satu warga lainnya masih bertugas sebagai pengajar.

Baca Juga: DPRD Akan Monitoring Upaya Pemulangan Warga Banten dari Papua 

Berita Terkini Lainnya