Airin Kalah di Pilgub Banten, Pengamat: Faktor Endorsement Prabowo

- Kekalahan Airin Rachmi Diany dalam Pilkada Banten menjadi sorotan setelah kalah di Pemilihan Gubernur Banten berdasarkan hitung cepat atau quick count.
- Dukungan Prabowo Subianto terhadap pasangan Andra-Dimyati sangat signifikan dan bergaransi menang untuk wilayah Banten.
- Isu korupsi yang menyeret nama suaminya juga melemahkan posisi Airin, kombinasi antara magnet politik Prabowo dan sentimen negatif terhadap isu dinasti politik dan korupsi menjadi penentu kekalahan Airin.
Tangerang, IDN Times – Kekalahan calon Gubernur Banten, Airin Rachmi Diany dalam Pilkada Banten menjadi sorotan banyak pihak setelah kalah di Pemilihan Gubernur Banten, berdasarkan hitung cepat atau quick count. Apa yang terjadi?
Berdasarkan analisis Adib Miftahul, pengamat politik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang, terdapat dua faktor utama yang memengaruhi hasil pilgub yang tidak sesuai dengan prediksi survei ini.
“Iya, kalau melihat dinamika hasil pilkada serentak mencermati hasil dari quick count, walaupun belum real count, tetapi setidaknya itu adalah hasil akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Rata-rata hasilnya itu nggak lebih dari 10 persen beda dengan real count. Dengan demikian memang berpeluang besar Andra-Dimyati menang,” ujar Adib, Kamis (28/11/2024).
1. Ini dua faktor penentunya, menurut Adib

Faktor pertama, menurut Adib, adalah dukungan Prabowo Subianto terhadap pasangan Andra-Dimyati. “Endorsement Prabowo itu sangat signifikan dan bergaransi menang untuk wilayah Banten," kata dia.
Adib menjelaskan, Prabowo menang di Banten pada Pilpres 2014, 2019, dan 2024, bahkan saat melawan Joko "Jokowi" Widodo sebagai petahana. Hal itu, menurut dia, menegaskan bahwa Banten adalah kandangnya Prabowo.
Äpalagi sekarang Prabowo berkuasa. Dukungan ini yang akhirnya meluluhlantakkan hasil survei yang mengunggulkan Airin,” kata dia.
Faktor kedua yang turut melemahkan posisi Airin adalah isu korupsi yang menyeret nama suaminya.
“Tidak bisa dipungkiri isu-isu korupsi (suami Airin) yang di ujung itu juga dimainkan, walaupun kasusnya katanya pernah di-SP3. Tetapi isu ini muncul lagi dan menjadi manjur, terutama untuk melawan klan Ratu Atut. Isu ini membuat elektabilitas Airin kedodoran,” kata Adib.
2. Adib menilai, ada aroma "balas dendam politik" dari Prabowo

Menurut Adib, kombinasi antara magnet politik Prabowo dan sentimen negatif terhadap isu dinasti politik dan korupsi menjadi penentu kekalahan Airin.
“Magnet Prabowo di Banten luar biasa. Ini sekaligus menjadi bentuk balas dendam politik Prabowo, yang kali ini menunjukkan siapa yang didukung olehnya, tetap menang,” kata Adib.
Kekalahan Airin dalam pilkada ini menjadi refleksi atas peran endorsement politik dan pengaruh isu-isu negatif dalam menentukan hasil pemilu di Banten.



















