Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Langkah Mudah Membangun Zero Waste Garden di Rumah

ilustrasi berkebun (pexels.com/gustavo-fring)
Intinya sih...
  • Konsep zero waste diterapkan dalam pertanian organik untuk mengurangi limbah dari berbagai proses penanaman.
  • Sisa bahan sayuran bisa dimanfaatkan sebagai bibit tanaman baru untuk mengurangi limbah dapur, seperti wortel, seledri, dan jahe.
  • Zero waste garden juga mendorong pertanian organik dengan membuat kompos mandiri dan memanfaatkan mulsa alami untuk melindungi tanah.

Konsep zero waste atau nol limbah bisa diterapkan di berbagai elemen gaya hidup. Contohnya zero waste beauty yang mengupayakan mengurangi limbah dalam perawatan dan kecantikan. Ada juga zero waste food yang juga mengupayakan untuk meminimalisir limbah dari makanan sehari-hari.

Nah, dalam lingkungan pertanian konsep zero waste juga bisa diterapkan. Zero waste garden gak hanya melakukan pertanian organik, tetapi juga berusaha untuk mengurangi sampah dan limbah dari berbagai proses penanaman. Berikut beberapa langkah membangun kebun dengan konsep nol limbah di halaman rumahmu.

1.Tanam bibit sayuran dari sisa bahan sayuran

ilustrasi berkebun (pexels.com/tima-miroshnichenko)

Pertama, kamu bisa memanfaatkan sisa bahan sayuran untuk dijadikan bibit tananam baru. Cara ini efektif untuk mengurangi limbah dari sisa makanan di dapur. Potong bagian dasar atau bonggol sayuran, kemudian langsung tanam di dalam pot atau rendam di dalam air selama beberapa hari, sampai tumbuh akar.

Cara ini bisa kamu terapkan untuk sayuran seperti wortel, selederi, bawang daun, hingga herbal seperti jahe. Pertumbuhan tanaman dari bonggol sayuran juga relatif lebih cepat dibanding menanam dari biji. Namun, gak semua bonggol sayuran bisa dijadikan bibit baru. Tentunya bonggol sayuran yang diperlukan adalah yang sehat dan gak cacat.

2.Buat pupuk kompos mandiri

ilustrasi berkebun (pexels.com/anntarazevich)

Zero waste garden gak hanya meminimalisir limbah, tapi juga mendorong pertanian organik dengan membuat kompos secara mandiri. Kamu bisa memanfaatkan sisa makanan di dapur atau sampah dari daun yang berguguran untuk diolah menjadi kompos.

Cara membuat pupuk kompos organik juga beragam. Biopori dan pemanfaatan komposter adalah metode yang paling mudah untuk diterapkan di skala rumahan. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan juga mudah ditemukan.

Biopori merupakan metode pengomposan dengan memanfaatkan lubang kecil di tanah. Kamu hanya perlu memasukkan sampah-sampah organik ke dalamnya. Sampah akan terurai dengan sendirinya dan bisa dijadikan pupuk untuk berkebun. Sedangkan, komposter adalah wadah untuk mengompos bahan-bahan organik.

Kamu memerlukan tanah dan sampah organik yang kemudian difermentasi selama berbulan-bulan.

3.Gunakan mulsa alami

ilustrasi berkebun (pexels.com/wildlittlethingsphoto)

Mulsa adalah bagian dari pertanian yang gak boleh terlewatkan. Manfaat mulsa adalah melindungi tanah, menjaga kelembapan, atau mengendalikan pertumbuhan gulma. Mulsa sebaiknya dipakai jika kamu menanam di tanah luas atau menggunakan metode raised bed.

Mulsa alami bisa kamu dapatkan dari berbagai bahan-bahan organik. Contohnya jerami, daun kering, serpihan kayu atau bambu. Mulsa alami bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan. Namun, kamu perlu mengganti mulsa organik secara rutin, karena mulsa organik rentan menjadi sarang hama.

4.Beralih ke pestisida nabati

ilustrasi berkebun (pexels.com/greta-hoffman)

Ketika tanamanmu terserang hama, maka pengaplikasian pestisida perlu dilakukan. Namun, untuk membangun zero waste garden, kamu harus meninggalkan pemakaian pestisida berbahan kimia. Dan beralihlan ke pestisida dari bahan-bahan nabati.

Nah, kamu bisa memanfaatkan bumbu-bumbu dapur untuk diolah menjadi pestisida nabati. Beberapa bumbu dapur yang ampuh mengusir hama serangga di antaranya adalah bawang putih, jahe, cuka, dan cabai rawit. Akan tetapi, bila kamu merasa kerepotan untuk membuat pestisida nabati, kamu bisa membeli pestisidan di toko pertaniaan.

5.Daur ulang setiap material yang kamu gunakan di kebun

ilustrasi berkebun (pexels.com/gustavo-fring)

Dalam proses menanam hingga panen, jangan sampai meninggalkan sampah apa pun. Setidaknya, minimalisir sampah dan limbah dengan mendaur ulang peralatan berkebun yang kamu gunakan. Misalnya dengan meremajakan bekas media tanam. Media tanam yang sudah digunakan umumnya akan kehilangan nutrisi dan menjadi keras. Untuk itu, perlu diremajakan dengan fermentasi atau penambahan bahan organik seperti arang sekap dan kapur dolomit.

Cara lainnya bisa kamu lakukan dengan memanfaatkan bahan bekas untuk dijadikan pot. Dari pada membeli pot baru, kamu bisa mendaur ulang botol plastik atau galon bekas menjadi pot. Satu lagi, buat penampungan air hujan untuk menyiram tanaman. Cara ini ampuh menghemat air dan menjadikan kebunmu lebih sustainable.

Membangun kebun dengan konsep nol limbah bukanlah hal yang sulit. Banyak manfaat yang kamu dapatkan dengan menerapkan zero waste garden. Yaitu menanam sumber pangan secara mandiri, meminimalisir sampah makanan, menghemat pengeluaran, hingga menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan. Dari sekian banyak manfaat zero waste garden, apakah kamu belum berminat untuk mulai berkebun sekarang?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us