TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IDI: Belum Ada Tenaga Medis di Banten yang Terinfeksi COVID-19 

Namun, para tenaga medis masih kekurangan APD

Ilustrasi tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi pasien positif COVID-19. (IDN Times/Candra Irawan)

Kota Serang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkap, belum ada tenaga medis di Banten yang terinfeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Tenaga medis menjadi profesi paling berisiko tinggi terpapar COVID-19.

"Sementara di Banten, insya Allah belum ada laporan mengenai dokter atau perawat dari IDI Banten yang terpapar COVID- 19," kata Ketua IDI Banten Budi Suhendar pada Kamis (9/4).

Baca Juga: [FOTO] Melihat ke Dalam Mess Petugas Medis RSUD Banten 

Baca Juga: Soal Mess Tenaga Medis, Gubernur Banten: Jangan Saling Cari Kelemahan

1. Jumlah tenaga medis di Banten juga terbatas

Seorang petugas medis berjaga di Poli Khusus yang menangani virus corona di RS Universitas Airlangga.IDN Times/Fitria Madia

Berdasarkan data resmi dari IDI, per Senin (6/4), sudah 25 dokter di Indonesia meninggal terkait dengan COVID-19. Budi pun berharap, tidak ada lagi tenaga medis--baik dokter, perawat hingga tenaga penunjang-- yang meninggal atau pun terpapar COVID-19. "Tenaga medis di Banten juga sangat terbatas jumlahnya," kata dia. 

Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para pejuang medis, Budi berharap, pemerintah terus memasok kebutuhan alat pelindung diri (APD), vitamin, makanan penunjang dan fasilitas kesehatan lainnya untuk para petugas medis.

Budi menegaskan, APD sangat dibutuhkan tenaga medis karena langsung kontak dengan pasien-pasien COVID-19 setiap hari. "APD juga dibutuhkan tenaga yang membersihkan ruangan itu, tenaga penunjang," kata Budi.

Baca Juga: Hari Pertama Beroperasi, RSUD Banten Telah Rawat 7 Pasien PDP COVID-19

2. IDI galang dana untuk memenuhi kebutuhan APD para tenaga medis

Ilustrasi tenaga medis dengan APD Lengkap (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Hingga kini, IDI Banten masih terus menggalang bantuan untuk memenuhi APD bagi tenaga medis dan tenaga penunjang di rumah sakit rujukan COVID-19. APD utamanya dibutuhkan tenaga medis di rumah sakit rujukan, termasuk RSUD Banten. Sejak beberapa hari lalu, RSUD Banten sudah menjadi rumah sakit khusus pasien COVID-19. 

"Kalau saya tidak berharap teman-teman terpapar virus ini, sehingga diharapkan semua memahami benar pentingnya pengadaan APD ini," tuturnya.

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

Berita Terkini Lainnya