TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemangku Adat: Peredaran Madu Palsu Rugikan Orang Baduy

Pemangku adat Baduy musnahkan ribuan botol madu palsu

Dok. Fb/inforangkasbitung

Lebak, IDN Times - Tetua lembaga adat Baduy Jaro Saija menyayangkan adanya temuan madu palsu yang beredar di kawasan wisata adat Baduy. Sejauh ini, pihaknya tidak mengetahui madu yang menggunakan label Baduy itu merupakan madu palsu.

Disampaikan Saija, dengan adanya kasus tersebut telah mencoreng nama baik warga adat Baduy atau yang kerap dusebut orang Kanekes.

"Saya setuju diberantas, karena orang Baduy merasakan ketipu, merasa orang bodoh, saya pun tidak tahu kalau ini palsu, soalnya saya tidak tahu darimana datang, kemana keluarnya madu palsu ini," kata Jaro Saija yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, saat dikonfirmasi, Senin (23/11/2020).

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Madu Palsu Label Ikon Lebak Banten

1. Lembaga adat Baduy musnahkan puluhan botol madu palsu

Dok. Hunas Polda Banten

Pemangku adat Baduy telah memusnahkan puluhan botol madu palsu yang disita dari sejumlah oknum pedagang madu palsu yang berjualan di kawasan wilayah adat. Ia pun menegaskan, ke depannya tidak akan ada lagi peredaran madu palsu.

"Saya berkumpul dengan lembaga adat, menyampaikan jika masih ada madu palsu di sini, harus diberantas jangan sampai ada lagi, itu sudah hasil kesepakatan, dan sekarang saya sudah membuktikan yang katanya madu palsu saya mau buang," katanya.

2. Budidaya madu odeng asli Baduy

Warga Baduy Dalam menunggu wisatawan di Desa Kanekes, Lebak (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Setelah melakukan pemusnahan madu palsu, dikatakan Saija, pihaknya akan melakukan gerakan budidaya odeng (Apis dorsata) untuk produksi madu. Odeng bisa diternak dengan menanam kayu mengarah ke utara maupun ke barat, biasanya sekitar 14 hari sudah diisi oleh odeng dan pada hari ke 28 sudah bisa dipanen.

"Ke depannya orang Baduy jangan sampai ada yang melakukan lagi (menjual madu palsu). Saya menggerakan budidaya, sekarang ada 500 peti (odeng), 2021 saya berharap bisa 5000 peti," katanya

Baca Juga: Pemerintah Ganti "Wisata Baduy" Jadi Saba Baduy!

Berita Terkini Lainnya